Militer.or.id : Berita Militer Indonesia dan Dunia

Pesawat Mata-Mata China Melintasi KADIZ Tanpa Pemberitahuan – Militer.or.id

Militer.or.id – Pesawat Mata-Mata China Melintasi KADIZ Tanpa Pemberitahuan – Militer.or.id.

Pesawat mata-mata Shaanxi Y-9 di Zhuhai Airshow 2016 © Alert5 via Wikimedia Commons

Militer.or.id – Sekali lagi, pesawat mata-mata China telah memicu alarm di Korea Selatan dengan terbang di dekat Pulau Ieo, sebuah batu terendam di Laut Kuning yang menjadi sebuah stasiun penelitian Korea Selatan. Interceptor Korea Selatan dimobilisasi untuk melacak pesawat pengintai tersebut, seperti dilansir dari Sputnik.

Kepala Staf Gabungan Korea Selatan pada hari Senin mengatakan bahwa pesawat militer China telah memasuki domain pertahanan udara Korea Selatan tanpa pemberitahuan, menyebabkan Angkatan Udara mengacak jet tempur F-15K dan KF-16 untuk mencegat dan menangkisnya, tulis kantor berita Yonhap melaporkan.

Pesawat itu dilaporkan sebagai pesawat pengintai Shaanxi Y-9, sebuah pesawat angkut berpenggerak propeller yang dapat dilengkapi untuk berbagai peran, dari peperangan elektronika hingga peringatan dini di udara. Pesawat tersebut memasuki zona identifikasi pertahanan udara Korea Selatan (KADIZ) pada pukul 10:03 waktu setempat hingga 30 menit kemudian. Setelah berbelok ke selatan menuju karang Socotra, pesawat masuk kembali ke zona pada pukul 15:02 siang dan berlama-lama di sana untuk jangka waktu yang lebih panjang.

“Pesawat itu terbang selama sekitar dua jam di zona KADIZ dari total lima jam penerbangannya setelah memasuki KADIZ”, kata seorang pejabat JCS kepada Yonhap.

Karang Socotra, juga disebut Pulau Ieo yang dalam bahasa Korea artinya batu terendam. Karang tersebut memang tidak diklaim oleh bangsa manapun, tapi karena Korea Selatan mengoperasikan stasiun sains pada platform bawah laut, itu memunculkan minat khusus di situs tersebut, yang hanya berjarak 93 mil dari Pulau Jeju.

Mainichi Shimbun mencatat bahwa pesawat China tidak melanggar wilayah udara Korea Selatan. Sebaliknya, zona identifikasi pertahanan udara yang didirikan Korea Selatan itu tidak ada dasar kesepakatan atau perjanjian internasional, hanyalah sebuah wilayah yang diperluas keluar dari instalasi radar negaranya di mana pesawat asing yang mendekati wilayah itu dapat diidentifikasi.

Keluhan kepada pemerintah China tersebut datang dari Kementerian Pertahanan serta Kementerian Luar Negeri Korea Selatan. Kementerian Pertahanan mengatakan kepada Kolonel Zhou Yuming bahwa hal itu mendesak China untuk mengakui kegawatan situasi dan untuk mengambil langkah-langkah dalam memastikan itu tidak akan terjadi lagi.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *