Militer.or.id : Berita Militer Indonesia dan Dunia

MiG-15 Vs F-80 Sabre, Perrtempuran Dua Petarung Rampasan Perang

Mig-15 dan F-86 Sabre

Nyaris tak ada perbedaan antara MiG-15 buatan Uni Soviet dan Sabre F-80 buatan Amerika kecuali dalam hal ukuran. Kedua pesawat ini memang memiliki sumber sama yakni teknologi yang dirampas dari Jerman.

Kedua pesawat menarik inspirasi dari konsep yang dihasilkan dalam situasi panik di akhir Perang Dunia II, ketika pesawat Sekutu telah mencapai keunggulan atas kekuatan Jerman.

Dalam keadaan putus asa Komando Tinggi Luftwaffe mengadakan sayembara The Emergency Fighter Competition”.  Dan yang jadi juara pada saat itu adalah desain dari Focke Wulf-kepala desainer Kurt Tank yang menawarkan TA-183.

Sebuah konsep pesawat jet bermesin tunggal dengan sayap menyapu dan ekor tinggi. Pada tahun 1945, pasukan Inggris merebut fasilitas Focke Wulf-di Bad Eilsen dan menyita rencana model tersebut.

sabre mig

Saat Berlin runtuh, pasukan Soviet  menguasai kantor Kementerian Udara Jerman dan mendapatkan satu set lengkap cetak biru TA-183 dan harta karun berupa penelitian sayap.  Kurang dari dua tahun kemudian, dalam waktu hampir bersamaan Amerika Serikat dan Uni Soviet memperkenalkan jet tempur bermesin tunggal dengan sayap menyapu 35 derajat, fuselages pendek, dan Ekor T.

Soviet memberi nama MiG-15 sementara di Amerika lahir dengan F-80 Sabre. Dua pesawat tampak begitu mirip ketika bertemu di Korea, beberapa pilot Amerika terlalu bersemangat hingga sering justru menembak Sabre.

Jet pertama buatan Biro Desain Mikoyan-Gurevich (MiG) di Moskow adalah sebuah jet tempur sayap lurus, MiG-9 dengan menggunakan dua mesin. Sebenarnya Moskow sudah berencana membangun MiG-15 tetapi  namun Moskow kala itu belum memiliki keahlian untuk membangun yang lebih baik  hingga kemudian mendapatkan mesin Nene Rolls-Royce Inggris

Kamera dari F-80 saat mengejar MiG-15 di Perang Korea
Kamera dari F-80 saat mengejar MiG-15 di Perang Korea

Lantas hebat mana MiG-15 atau Sabre F-80? Sebuah ukuran yang lebih objektif untuk membandingkan kekuatan MiG dan Sabre adalah jumlah musuh pesawat yang ditembak jatuh, tapi ini juga sangat sulit mencari kebenaran karena masing-masing pihak mengklaim unggul.

Segera setelah perang, klaim keunggulan Sabre  dilebih-lebihkan dengan mengatakan mampu menembak jatuh 792 MiG. Sementara Angkatan Udara Amerika hanya kehilangna 58 Sabre. Soviet, pada gilirannya, mengakui ada 350 MiG yang ditembak namun mengklaim telah menjatuhkan 640 F-86.

Dengan mengabaikan berbagai statistik tersebut penulis dan pensiunan Angkatan Udara Amerika Kolonel Doug Dildy mengatakan ketika yang berada di kopkit MiG-15 adalah pilot dari China, Korea Utara atau pilot baru dari Rusia sebenarnya Sabre bisa unggul 9:1.

Namun, ketika pesawat itu dijalankan oleh pilot berpengalaman maka hasilnya hampir imbang. Kalaupun Sabre unggul itu sangat tipis yakni 1,4:1.

Terbukti China kehilangan seperempat dari MiG-15 generasi pertama mereka mendorong Mao Tse Tung untuk menangguhkan misi MiG selama satu bulan. China menerima penyerahan maju MiG-15Bis pada musim panas 1953, tapi pada saat gencatan senjata akan segera ditandatangani.

MiG-15 dengan cepat digantikan oleh MiG-17, yang dimasukkan daftar keinginan perbaikan, terutama dengan kloning teknologi yang ditemukan dari F-86 Sabres yang Soviet dapat.

Pada musim semi tahun 1953, pilot MiG-15 di Korea mulai menghindari keterlibatan dengan pesawat Amerika. Stalin sudah meninggal, gencatan senjata Panmunjom  muncul tak terelakkan, dan tak seorang pun ingin menjadi korban terakhir.

Ada kesadaran dari pilot Soviet yang melihat perang Korea hanya sebagai pekerjaan yang harus dilakukan. Mereka tidak berjuang untuk melindungi tanah air. Mereka melihat Amerika sebagai musuh, tetapi tidak benar-benar musuh. ”

Satu dekade pertama pesawat ini hanya dimiliki angkatan udara negara-negara Pakta Warsawa, Afrika dan Timur Tengah. Tetapi setelah itu pesawat ini menyebar di 35 negara.

Kami sangat menghargai pendapat anda. Bagaimanakah pendapat anda mengenai masalah ini? Tuliskanlah komentar anda di form komentar di bagian bawah halaman ini.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *