Pemberontak: Tentara Suriah Tingkatkan Serangan di Idlib

Pemberontak: Tentara Suriah Tingkatkan Serangan di Idlib

Pasukan Suriah di Idlib. (tasnimnews.com)

Amman, Militer.or.id – Pemberontak Suriah mengatakan pada Sabtu, 17-11-2018 tentara Suriah dan sekutunya meningkatkan serangan atas zona demiliterisasi di wilayah barat laut negara itu dalam usaha mengubah perjanjian Rusia-Turki, yang mencegah ofensif besar atas benteng terakhir mereka, dirilis Antara, pada Minggu 18-11-2018.

Mereka mengatakan tentara meningkatkan serangan gencar dengan menembakkan ratusan mortir dan roket terhadap desa dan kota yang dikuasai pemberontak di Hama, Idlib dan Latakia, yang masuk dalam zona demiliterisasi, yang disepakati pada September oleh Rusia dan Turki.

Demiliterisasi adalah pengurangan tentara, senjata, atau kendaraan militer ke batas minimum, yang disepakati. “Rezim itu menyasar semua fron di zona demiliterisasi. Kami menanggapi dengan menembaki pos militer mereka, yang menyerang desa dan kota padat penduduk,” kata Kapten Naji Abu Huthaifa, juru bicara Fron Pembebasan Nasional, aliansi pemberontak dukungan Turki.

Rusia dan Turki mencapai perjanjian di Sochi September 2018 lalu untuk memberlakukan zona demiliterisasi di Idlib dan kawasan-kawasan di dekatnya yang merupakan benteng terakhir pemberontak yang mengangkat senjata menentang Presiden Bashar al-Assad tahun 2011. Provinsi Idlib juga tempat tinggal bagi sekitar 3 juta orang, lebih setengahnya sudah terlantar sedikitnya sesudah perang itu.

Tentara Suriah dan milisi sekutunya ingin menekan guna merebut kembali kawasan-kawasan terakhir yang dikuasai pemberontak setelah merebut bagian Selatan Suriah dan mengakhiri kendali pemberontak di sekitar ibu kota. Media negara Suriah, yang mengutip sumber-sumber tentara, menyalahkan pemberontak atas serangan itu dan menuduh mereka berusaha menghancurkan prakarsa Rusia-Turki itu.

Berdasarkan atas perjanjian tersebut, Turki berjanji mengusir pemberontak yang terinsipirasi Alqaida dari zona itu, tetapi militer Rusia terus mempertanyakan kemampuan Ankara untuk melaksanakannya. Kelompok Tahrir al Sham, sejauh ini belum menarik senjata berat, kata sumber intelijen regional pada Sabtu.

Serangan bunuh diri oleh kelompok militan Ansar al Islam atas tempat pemeriksaan tentara pada Jumat 16-11-2018 telah menewaskan sedikitnya 23 prajurit, kata para pemberontak. Tetapi kendati peningkatan dalam kekerasan, Angkatan Udara Rusia dan Suriah sejauh ini belum kembali melancarkan serangan sejak perjanjian tersebut ditandatangani.

Serangan itu juga memaksa ratusan keluarga yang sebelumnya didorong kembali ke beberapa desa garis depan di zona tersebut melarikan diri lebih ke Utara dekat perbatasan Turki, kata warga.

Kami sangat menghargai pendapat anda. Bagaimanakah pendapat anda mengenai masalah ini? Tuliskanlah komentar anda di form komentar di bagian bawah halaman ini.

administrator
Menyebarkan berita berita <a><b>Militer Indonesia</b></a> dari media media mainstream Asia dan Indonesia. Mendambakan Kekuatan Militer Indonesia menjadi salah satu yang disegani kembali di kawasan.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *