Militer.or.id : Berita Militer Indonesia dan Dunia

PM Israel Segera Temui Putin Bahas Sepak Terjang Iran

Militer.or.id – PM Israel Segera Temui Putin Bahas Sepak Terjang Iran.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (commons.wikipedia.org)

Yerusalem – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu akan membahas Timur Tengah dengan Presiden Rusia Vladimir Putin sewaktu mereka bertemu di tempat peristirahatan Sochi, Rusia, pekan depan, kata kantornya pada Sabtu 19-8-2017

Israel khawatir Iran membangun pangkalan militer di Suriah. Netanyahu mengatakan dalam pidato pada minggu lalu bahwa Israel mengawasi perkembangan itu dan akan bertindak melawan ancaman apa pun.

Iran, musuh bebuyutan Israel, adalah pendukung setia Presiden Suriah Bashar al-Assad dan memasok pasukan tempur untuk membantunya.

Rusia, juga sekutu Assad, dianggap memegang keseimbangan kekuatan dalam mencapai kesepakatan mengenai masa depan Suriah.

Pemimpin Israel menunjuk pengaruh Teheran, yang terus meningkat di wilayah tersebut selama perang Suriah, yang sudah berlangsung 6 tahun, baik melalui pasukan Garda Revolusi maupun kelompok Syiah-nya, khususnya Hizbullah.

Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa Israel sudah melaksanakan lusinan serangan untuk mencegah penyelundupan senjata ke kelompok Hizbullah Lebanon yang didukung Iran melalui Suriah.

Dua tahun lalu, Israel dan Rusia sepakat untuk mengkoordinasikan tindakan militer di Suriah agar tidak terjadi serangan yang tidak direncanakan.

Sebelumnya seorang politikus penting dan penasehat media Presiden Suriah Bashar al-Assad menuduh koalisi pimpinan AS berusaha memecah Suriah, dan mengatakan rencana itu akan gagal.

Di dalam wawancara dengan stasiun televisi pan-Arab Al-Mayadeen, yang ditayangkan pada minggu lalu, Bouthaina Shaaban mengatakan, “Membidik rakyat di Ar-Raqqah, ibu kota ISIS dan kejahatan terhadap mereka memicu pertanyaan dan sangat mungkin Amerika Serikat berusaha meneror warga Arab di Ar-Raqqah agar mereka meninggalkan daerah tersebut agar mereka bisa mempunyai wilayah cocok bagi federasi atau pembentukan wilayah Kurdi di Suriah Utara.” Amerika Serikat akan gagal memecah-belah Suriah “sebab rakyat Suriah itu bersatu”, kata wanita pejabat itu sebagaimana dikutip Xinhua.

Pernyataannya dikeluarkan sewaktu koalisi pimpinan AS memberi sokongan kuat kepada Pasukan Demokratik Suriah (SDF), yang dipelopori suku Kurdi, yang memerangi ISIS di Ar-Raqqah.

Tetapi, pembunuhan warga sipil setiap hari mendorong Pemerintah Suriah mengutuk kejahatan koalisi pimpinan AS di Ar-Raqqah dan mendesak PBB agar membubarkan koalisi tersebut.

Meskipun SDF bergerak maju di dalam Ar-Raqqah, militer Suriah dan pasukan suku bergerak maju dalam perang melawan kaum fanatik di wilayah pinggiran, dan mendekati kota kecil terakhir yang dikuasai ISIS di pinggir Timur Ar-Raqqah.

Pasukan militer dan tentaranya sudah merebut kembali pinggir Barat dan Selatan Ar-Raqqah.

Pasukan Demokratik Suriah (SDF), satu kelompok aliansi pendukung sekutu gabungan, mulai menyerang Ar-Raqqah pada Juni 2017, sesudah satu bulan mengepung kota tersebut.

Pasukan gabungan pimpinan AS membantunya dengan melaksanakan serangan udara dan memberikan sokongan beberapa senjata berat dari pasukan khusus.

Kelompok ISIS mengalami kemunduran selama 18 bulan belakangan atas sebagian besar wilayahnya di Suriah akibat diserang 3 pasukan lawannya: SDF, tentara Suriah, dan kelompok pemberontak dukungan Turki. Antara/Reuters 20 Agustus 2017

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *