US Navy Masih Simpan Rahasia Pasca 55 Tahun Bencana Thresher

US Navy Masih Simpan Rahasia Pasca 55 Tahun Bencana Thresher

Militer.or.id – US Navy Masih Simpan Rahasia Pasca 55 Tahun Bencana Thresher.

USS Thresher (SSN-593) © US Navy via Wikimedia Commons

Militer.or.id – Bencana kapal selam terburuk dalam sejarah Angkatan Laut AS terjadi pada pagi hari tanggal 10 April 1963, ketika kapal selam bertenaga nuklir USS Thresher atau SSN-593 hilang bersama 129 awak dan pegawai sipil yang berada di dalamnya.

Naval Court of Inquiry (NCOI) yang bersidang untuk menyelidiki terjadinya bencana itu menyimpulkan bahwa kemungkinan penyebab hilangnya Thresher adalah “banjir besar” – sebuah temuan yang sejak saat itu ditantang oleh para ahli Angkatan Laut dan kapal selam. Setelah lebih dari setengah abad, semuanya telah dibuka kecuali 18 halaman kesaksian dari saksi kunci tetap dirahasiakan bagi publik.

Pensiunan Kapten Angkatan Laut AS (US Navy) Jim Bryant, yang bertugas di tiga kapal selam kelas Thresher dan mengepalai USS Guardfish (SSN-612), baru-baru ini menulis analisis baru dari bencana kapal selam, menyoroti perbedaan antara temuan NCOI dan bukti yang tersedia untuk penyelidikan saat itu.

Dia mengemukakan kekhawatiran tentang keakuratan pengadilan dalam hal mencatat pesan terakhir yang dapat dimengerti yang dikirim oleh kapal selam itu, sekitar pukul 09:12, disatukan dari kesaksian beberapa saksi:

“Mengalami kesulitan kecil. Memiliki sudut positif. Dan mencoba untuk meledak. Akan tetap memberikan kalian informasi”.

Dalam analisisnya, Bryant mengatakan, bahwa “Kesulitan Thresher adalah sesuatu yang kecil pada saat Skylark menerima pesan tersebut”. USS Skylark (ASR 20) adalah kapal penyelamat kapal selam yang menyertai kapal selam Thresher untuk melaksanakan uji coba laut sekitar 200 mil dari pantai Massachusetts.

Makalah Bryant, yang dikutip dan diparafrasekan berikut ini, adalah sebagai kesalahan Angkatan Laut AS karena tidak cukup memberikan dukungannya tentang bencana bersejarah.

“Laporan NCOI tidak dapat diterima secara verbatim. Ini bukanlah referensi yang dapat diterima untuk menentukan urutan kejadian yang terjadi ketika Thresher kehilangan kontrol dan tenggelam”, kata Bryant dalam analisisnya.

Bryany menjelaskan bahwa kapal selam tersebut berada dibawah kedalaman pengujian sekitar 1.300 kaki dan reaktor nuklirnya baru saja ditutup. Sehingga Thresher memiliki daya apung negatif dan tidak ada tenaga untuk mampu mendorong kapal selam itu kembali ke permukaan.

Thresher mencoba meniup tangki ballast utamanya tanpa efek. Menurut Bryant, awak membutuhkan setidaknya 20 menit untuk bisa memulihkan penggerak utama, tenggat waktu yang tidak mereka miliki.

Sehingga Thresher terus tenggelam sampai lunasnya meledak pada kedalaman sekitar 2.400 kaki, melepaskan energi yang setara dengan daya ledak sekitar 22.000 pon TNT. Mengakibatkan lambungnya hancur dalam waktu 47 milidetik, sekitar 1/20 detik.

Lambung yang telah hancur dan remuk kemudian ditemukan di Landas Kontinen, pada kedalaman lebih dari 8.000 kaki.

Bryant mengatakan, pendaratan dan penyusutan terakhir Thresher telah dicatat pada lembaran plot waktu-frekuensi dengan sangat terperinci oleh Sistem Pengawas Suara Bawah Laut (SOSUS) Angkatan Laut AS.

“Semua data yang direkam oleh SOSUS tersedia untuk Pengadilan Naval of Inquiry (NCOI)”, katanya. “Namun itu semua tidak digunakan secara efektif karena pengadilan tidak mempercayainya. Jika NCOI benar-benar paham tentang data akustik, mereka bisa mengesampingkan banjir besar sebagai penyebab bencana, karena resonansi yang diciptakan peristiwa semacam itu adalah tidak terdeteksi”.

Bryant mengatakan bahwa pengadilan tidak mendengar kesaksian (dalam sesi tertutup) dari seorang ahli akustik tunggal: Letnan Bruce Rule, petugas analisis di Pusat Evaluasi SOSUS di Norfolk. Dia kemudian menjadi analis akustik utama untuk Kantor Intelijen Angkatan Laut AS.

Letnan Bruce Rule sudah menganalisis data akustik dari Thresher selama penyelaman terakhirnya. Dia tidak hanya mengabaikan kejadian banjir besar, dia mengindikasikan bahwa pembangkit listrik tenaga nuklir kapal selam telah ditutup sepenuhnya di saat kritis ketika semua pompa pendingin utama berhenti.

Rule mengatakan NCOI telah melunakkan kesimpulannya dengan menyatakan bahwa pompa pendingin utama Thresher telah “diperlambat atau dihentikan”, suatu ungkapan yang akan membelokkan kesalahan dari Admiral Hyman G. Rickover yang menciptakan program propulsi nuklir Angkatan Laut AS.

“Bahkan, saya secara agresif telah di konfrontasi oleh beberapa komandan Angkatan Laut yang menantang data-data saya”, kata Rule. “Saya tidak ingat nama mereka, tapi saya ingat upaya mereka yang kejam – dan tidak berhasil – untuk membuat saya mengubah kesaksian saya”.

Karena pengadilan NCOI tidak mempercayai data SOSUS, Bryant mengatakan, bahwa keputusan NCOI sangat bergantung pada catatan komunikasi telepon bawah laut USS Skylark dan kesaksian dari anggota awak dalam mendefinisikan urutan peristiwa tragis.

NCOI mewawancarai banyak saksi tentang komunikasi USS Skylark dengan Thresher selama penyelaman terakhirnya, katanya. Namun Angkatan Laut hanya mengeluarkan sebagian kecil dari kesaksian itu sejak tahun 1963.

“Kita tidak memiliki cara untuk membandingkan kata-kata asli dari para saksi dengan bahasa laporan akhir dari NCOI tentang musibah Thresher”, tulis Bryant.

Sejauh yang menjadi perhatian Bryant, sudah waktunya bagi Angkatan Laut AS untuk melepaskan semua dokumen yang tersisa terkait dengan bencana Thresher.

“Seluruh laporan NCOI, terutama semua kesaksian, harus tersedia bagi para sarjana dan masyarakat luas”, tulisnya. “Laporan tersebut disimpan dipusat rekaman federal, menunggu lebih dari satu dekade untuk dipindahkan ke Arsip Nasional”.

Dengan kata lain, ia berpendapat bahwa Angkatan Laut AS harus mematuhi semangat Perintah Eksekutif 13526, yang dikeluarkan pada bulan Desember 2009. Menciptakan Pusat Deklasifikasi Nasional untuk memfasilitasi rilis tepat waktu dan sistematis materi rahasia.

“Untuk saat ini”, katanya, “permintaan resmi pada Sea Trial Agenda Thresher telah berulang kali diajukan dan secara sistematis ditunda oleh Angkatan Laut AS”.

Bryant mengatakan bahwa bahkan gerakan kecil, seperti merilis Sea Trial Agenda yang tidak diklasifikasikan, akan menunjukkan tingkat kepedulian terhadap transparansi dan memberikan wawasan yang lebih luas bagi para sejarawan.

Artikel ini pertama kali diterbitkan oleh Military.com.

administrator
Menyebarkan berita berita <a><b>Militer Indonesia</b></a> dari media media mainstream Asia dan Indonesia. Mendambakan Kekuatan Militer Indonesia menjadi salah satu yang disegani kembali di kawasan.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *