Militer.or.id – Akhir bulan lalu perusahaan satelit Israel, ImageSat International (iSi) telah merilis gambar yang diklaim sebagai “situs pertama” untuk salah satu sistem rudal S-300 yang dikirim oleh Rusia ke Suriah. Situs tersebut terletak di barat laut kota Masyaf, menurut iSi seperti dilansir dari laman Sputnik pada hari Kamis.
Perusahaan pencitraan satelit ImageSat International (iSi) Israel pun mengklaim bahwa gambar sistem rudal permukaan-ke-udara jarak jauh S-300 yang dikerahkan ke Suriah menunjukkan bahwa baterai tersebut masih belum beroperasi.
“Sistem S-300 Suriah yang baru, yang diterima dari Rusia pada September 2018 dan ditempatkan di dekat Masyaf, masih belum beroperasi”, menurut iSi.
Perusahaan meyakini bahwa sistem peluncur rudal S-300 belum dipasang dan bahwa beberapa elemen dari sistem rudal, termasuk radarnya, masih ditutupi dengan jaring kamuflase.
#Followup: The new #Syrian S-300 system, which was received from #Russia on September 2018 and deployed near #Masyaf, isn’t yet #operational.
For additional #information and #intelligence reports, visit #imagesat website: https://t.co/uR8ttSHZ93 pic.twitter.com/BF3s0e9PDi
— ImageSat Intl. (@ImageSatIntl) November 14, 2018
Pada akhir Oktober, iSi merilis citra satelit dari apa yang diklaim sebagai situs pertama untuk salah satu sistem rudal S-300, mengidentifikasi bahwa lokasi tersebut sebagai basis pertahanan udara yang sudah ada di barat laut kota Masyaf.
Citra satelit itu menampilkan kendaraan besar di bawah jaring kamuflase yang diklaim oleh iSi adalah sistem S-300 yang ditempatkan di Masyaf, citra ini menunjukkan empat peluncur-pengangkut S-300 yang diduga berada didekat pos penyebaran yang baru saja dibangun.
Pemerintah Suriah belum mengomentari klaim iSi
Sebelumnya pada bulan November, Al-Masdar News mengutip sejumlah sumber militer yang tak disebutkan namanya di Damaskus mengatakan bahwa Angkatan Udara Israel (IAF) tak berani menyerang Suriah sejak Rusia mengirimkan sistem rudal S-300 untuk militer Suriah.
Sumber itu mengklaim bahwa Angkatan Udara Israel kini juga tidak berani melanggar wilayah udara Suriah baik dari Dataran Tinggi Golan yang disengketakan atau Lebanon, meskipun F-35 mereka telah terbang dekat dengan perbatasan.
Pada awal Oktober 2018, Rusia menyelesaikan pengiriman sistem rudal S-300 baru ke Suriah, termasuk 49 unit peralatan canggih terkait sistem seperti radar, sistem akuisisi target darat, pos komando dan empat peluncur.
Sebelumnya, pemerintah Rusia mengumumkan akan menyediakan S-300 untuk Suriah sebagai bagian dari tanggapannya terhadap jatuhnya pesawat Il-20 Rusia di Latakia.
Moskow menuduh Angkatan Udara Israel sengaja menggunakan pesawat Rusia sebagai perisai selama mereka melaksanakan serangan udara terhadap sasaran di Suriah, yang menyebabkan kehancuran tak disengaja pesawat itu oleh baterai pertahanan udara Suriah.
Namun Israel menolak tuduhan itu, mengklaim bahwa mereka telah memperingatkan Moskow tentang serangan udara yang akan datang di daerah itu terlebih dahulu.
Kami sangat menghargai pendapat anda. Bagaimanakah pendapat anda mengenai masalah ini? Tuliskanlah komentar anda di form komentar di bagian bawah halaman ini.