Meski Presiden Donald Trump telah memutuskan untuk menarik seluruh pasukan dari Suriah, Kementerian Pertahanan Amerika sepertinya tidak sepenuhnya rela meninggalkan negara itu.
Kini Pentagon sedang mempertimbangkan untuk menggunakan tim kecil dari pasukan Operasi Khusus untuk menyerang ISIS di Suriah.
New York Times mengutip dua pejabat militer Amerika melaporkan Minggu 23 Desember 2018, Pasukan komando Amerika akan disiapkan di Irak, di mana sekitar 5.000 pasukan Amerika Serikat ditempatan di sana dan akan masuk ke Suriah untuk melakukan serangan tertentu.
Penggunaan pasukan elite ini hanya salah satu opsi yang tersedia. Pilihan lain adalah terus melakukan serangan udara serta terus memasok pejuang Kurdi dengan senjata dan peralatan militer.
Pentagon akan memberikan beberapa opsi tersbut kepada Trump untuk mendapat persetujuan dalam beberapa minggu ke depan, jauh sebelum Menteri Pertahanan Jim Mattis secara resmi akan menanggalkan jabatannya pada akhir Februari. Mattis mengundurkan diri pada Kamis 20 Desember 2018, sebagian karena keputusan Trump menarik pasukan dari Suriah.
Para pejabat di Pentagon mengatakan rencana untuk mempertahankan dukungan Amerika pada Syrian Democratic Force (SDF), milisi yang dipimpin Kurdi karena kelompok ini telah terbukti menjadi pejuang darat paling sukses melawan ISIS.
Tetapi pasukan lokal dan sekutu Barat mereka masih harus berjuang di sekitar kota Hajin di Suriah timur yang masih dikuasai kelompok militan tersebut. Meskipun Trump mengatakan ISIS telah kalah, faktanya kelompok militan ini masih terus bertahan di Hajin meski selama berbulan-bulan terus digempur dari udara dan darat. Bahkan mereka mampu melakukan serangan balasan mematikan ke distrik Hajin dan sekitarnya.
Pejabat militer ketiga yang dikutip New York Times mengatakan di bawah perlindungan badai pasir pada bulan Oktober, ISIS hampir mengalahkan tim Pasukan Khusus Amerika dan sekelompok Marinir di luar Hajin serta melukai dua tentara Amerika.
Kelompok itu mencoba taktik yang sama lagi pada bulan November, menunggu badai pasir untuk menutupi gerakannya, dan hampir merebut Gharanij, kota terdekat.
Menteri Luar Negeri Mike Pompeo menyebut kemajuan pemerintahan Trump melawan ISIS sebagai hal yang “luar biasa.”
“Kami telah membuat ISIS di Suriah pergi,” kata Pompeo mengatakan kepada National Public Radio Jumat 21 Desember 2018. “Dan kami sangat bangga akan hal itu,” katanya.
Kami sangat menghargai pendapat anda. Bagaimanakah pendapat anda mengenai masalah ini? Tuliskanlah komentar anda di form komentar di bagian bawah halaman ini.