Militer.or.id : Berita Militer Indonesia dan Dunia

Fokus ke Rusia dan China, Pentagon Pangkas Kekuatan di Afrika

Militer Amerika di Djibouti Afrika

Militer Amerika berencana untuk memangkas kekuatan mereka dari operasi di Afrika selama beberapa tahun ke depan. Langkah ini diambil mendukung strategi pertahanan nasional terbaru Pentagon yang lebih fokus menghadapi ancaman dari Rusia dan China.

Awal tahun ini, militer Amerika mengumumkan bahwa melawan China dan Rusia telah menjadi prioritas setelah lebih dari satu setengah dekade mereka fokus pada perang kelompok bersenjata non-negara.

“Pengurangan personel militer diproyeksikan kurang dari 10 persen dari total 7.200 pasukan militer dan akan berlangsung selama beberapa tahun mendatang,” kata juru bicara Pentagon Komandan Candice Tresch sebagaimana dilaporkan Reuters Kamis 16 November 2018.

Awal pekan ini, mantan pejabat Amerika merilis laporan yang diperintahkan oleh Kongres yang menyatakan bahwa militer tidak memiliki sumber daya yang cukup untuk mendanai dirinya sendiri dan memenuhi tujuan yang dinyatakan oleh Menteri Pertahanan James Mattis awal tahun ini. Pengurangan pasukan di Afrika dapat dikaitkan dengan masalah biaya ini.

Seorang pejabat Amerika yang berbicara dengan syarat anonim mengatakan kepada Reuters bahwa pengurangan pasukan kemungkinan akan memakan waktu tiga tahun dan dapat mencakup negara-negara seperti Kenya, Kamerun dan Mali.

Pengurangan kekuatan Amerika di Afrika justru terbalik dengan apa yang dilakukan Rusia dan China. Kedua negara ini berusaha meningkatkan hubungan militer dengan negara-negara Afrika. Selama Perang Dingin, Uni Soviet menyediakan bantuan kemanusiaan untuk banyak negara Afrika. Setelah Uni Soviet runtuh, Rusia mencoba untuk menghidupkan kembali beberapa hubungan lama.

Sejak 2014, Rusia telah menandatangani 19 perjanjian kerja sama militer dengan negara-negara Afrika sub-Sahara, termasuk Ethiopia, Nigeria, dan Zimbabwe.

China juga memiliki kepentingan utama di Afrika. Pada 2015, Presiden China Xi Jinping mengumumkan bantuan dan pinjaman senilai US$ 60 miliar untuk negara-negara Afrika untuk membantu pembangunan benua tersebut. Pada 2017, negara Djibouti menjadi tuan rumah pangkalan militer pertama Beijing di luar China.

Kami sangat menghargai pendapat anda. Bagaimanakah pendapat anda mengenai masalah ini? Tuliskanlah komentar anda di form komentar di bagian bawah halaman ini.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *