Militer.or.id – Kongres AS Mengeluh, Rudal China dan Rusia Terlalu Kuat.
Militer.or.id – Dilansir dari laman situs The Hill, bahwa Angkatan Bersenjata AS telah mengakui bahwa Amerika Serikat tertinggal di belakang Rusia dan China dalam pengembangan senjata hipersonik.
“Saat ini kita tidak berdaya”, kata Senator Partai Republik James Inhofe, yang duduk di Komite Angkatan Bersenjata, sebagaimana dikutip oleh The Hill.
Dia menggaungkan kembali ucapan Thomas Karako dari Pusat Studi Internasional dan Strategis, sebuah lembaga pemikir, yang setuju bahwa Rusia dan juga China melampaui Amerika Serikat dalam hal mengembangkan “teknologi rudal super cepat”.
“Dan alasannya bahwa AS belum melakukan apa pun yang mendekati kecepatan yang sama, baik dalam hal pengembangan kemampuan sendiri, namun juga telah gagal mengembangkan sensor dan pencegat yang diperlukan demi menembak jatuh mereka”, ia menegaskan.
Sebelumnya, Jenderal John Hyten, kepala Komando Strategis AS, telah mengakui dalam pertemuan Komite Angkatan Bersenjata Senat bahwa perisai rudal Amerika Serikat tak dapat menghadang senjata hipersonik.
“Kami tidak memiliki pertahanan yang dapat menolak pengerahan senjata seperti itu terhadap kami, jadi respon kami adalah menggunakan kekuatan pencegah kami, yang berupa triad dan kemampuan nuklir yang harus kami gunakan terhadap ancaman semacam itu”, kata Hyten.
Dalam pidato kenegaraannya dihadapan Majelis Federal pada tanggal 1 Maret 2018, Presiden Rusia Vladimir Putin secara khusus memuji perkembangan senjata hipersonik yang ia tekankan telah dirancang untuk tujuan-tujuan defensif.
Ini juga termasuk rudal hipersonik Avangard yang mampu terbang dengan kecepatan hingga 20 mach atau lebih dari 15.000 mil per jam atau sekitar 24.000 km per jam.
Mengomentari hal tersebut, Alexey Leonkov, mantan karyawan dari Central Research Institute of Aerospace Force ke-30 mengatakan bahwa rudal Avangard menjadikan sistem pertahanan AS benar-benar tidak berguna.