Bukan S-300/S-400 Yang Paling Ditakuti Israel – Militer.or.id

Bukan S-300/S-400 Yang Paling Ditakuti Israel – Militer.or.id

Militer.or.id – Bukan S-300/S-400 Yang Paling Ditakuti Israel – Militer.or.id.

Sistem rudal S-400 Triumf militer Rusia © Alexei Pavilahak via TASS

Militer.or.id – Menurut analisis situs web Israel, DEBKA, meskipun sangat kuat, S-300 Suriah bukanlah senjata yang paling ditakuti Angkatan Udara ketika beroperasi di Suriah, seperti dilansir dari laman Bao Dat Viet.

Berkat pengerahan dan pengoperasian sistem peperangan elektronika (EW) modern oleh Rusia, telah menciptakan kondisi yang membuat angkatan udara dan darat lawan tidak mampu melaksanakan operasi tempur. Efektifitas pernika Rusia tidak hanya berdampak di Suriah tetapi juga di Timur Tengah. Dan ini adalah senjata Rusia yang paling ditakuti di Suriah.

Pesawat pengintai Il-20 (NATO menyebutnya Coot) dilengkapi dengan 4 mesin turbofan, ini akan memungkinkan pesawat untuk beroperasi di udara hingga 12 jam terus menerus di bawah kondisi penggunaan sensor termal dan inframerah, sistem radar, kamera dan perekam video, serta sistem radar robin untuk mengumpulkan semua informasi dalam waktu siang, malam hari dan dalam kondisi cuaca apa pun.

Il-20 ini dapat memberikan militer Rusia dengan informasi yang cukup tentang situasi di lapangan yang menjadi perhatian. DEBKA menyatakan keprihatinan bahwa pangkalan militer Rusia di Latakia, hanya berjarak 288 km dari perbatasan Suriah-Israel, sehingga akan memberikan Il-20 dengan semua informasi tentang kegiatan unit militer Israel.

Berdasarkan analisis sumber militer kepada DEBKA pun menegaskan bahwa Il-20 juga ditemukan di pangkalan udara Al-Takaddum dekat Baghdad, Irak.

DEBKA juga mengungkapkan bahwa pada 4 Oktober, Rusia mengirim senjata super lain ke Suriah, 10 kendaraan lapis baja yang dilengkapi dengan sistem elektronik Borisoglebsk 2, salah satu jalur perang elektronika paling modern di dunia.

Perangkat ini terletak di kota-kota pesisir Laut Mediterania, Suriah pada ketinggian 1.562 m. Selain itu, antena dan pemancar yang kuat telah dikerahkan untuk memblokir dan menangkap setiap sinyal radio yang ditransmisikan, baik oleh militer maupun sipil.

Militer Israel juga mengatakan bahwa Rusia dapat menambahkan kombinasi pernika lain seperti Richag-AV dan Moskow-1 untuk menyapu wilayah udara Suriah, serta kemudian mentransfer data ke sistem peperangan elektronika untuk menonaktifkan target.

“Sistem peperangan elektronika (pernika) Rusia adalah tindakan balasan yang efektif terhadap persenjataan modern Amerika Serikat dan Israel”, kata ahli militer Rusia.

Oliver Fitton, pakar hubungan internasional (HI) di University of Lancaster, mengatakan bahwa penguatan Rusia terhadap sistem peperangan elektronika di Suriah merupakan sinyal kuat bagi Amerika Serikat.

“Ini memaksa Amerika Serikat untuk mencatat, menunjukkan bahwa itu ditentang oleh Rusia dan membebani ketika mereka mendukung serangan udara Israel”, kata Fitton.

Dengan sistem Rusia tersebut, tidak hanya memungkinkan pasukan Rusia untuk dapat beroperasi dengan lancar di langit Suriah, tetapi juga guna menonaktifkan kemungkinan operasi khusus oleh pasukan AS dan pasukan koalisi, terutama serangan udara Israel yang dilakukan di Suriah, serta mengisolasi atau memecah kampanye para pemberontak dan pasukan teroris IS.

Selain itu, pernika Rusia dapat menghambat operasi agen Israel dan sistem komunikasi di utara Israel. Pernika Rusia juga menyebabkan gangguan ketika militer Israel mencoba menggunakan kendaraan udara tak berawak dan mengacaukan sistem pertahanan udara untuk menentukan target serangan yang efektif.

administrator
Menyebarkan berita berita <a><b>Militer Indonesia</b></a> dari media media mainstream Asia dan Indonesia. Mendambakan Kekuatan Militer Indonesia menjadi salah satu yang disegani kembali di kawasan.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *