Pilot Pertama China yang Mendarat di Kapal Induk Berkisah Tentang Pengalaman Mautnya

Pilot Pertama China yang Mendarat di Kapal Induk Berkisah Tentang Pengalaman Mautnya
J-15

“Tubuh pilot mengalami banyak hentakan. Rasanya seperti menabrak dinding atau seperti Anda berlari tetapi ditarik oleh orang lain,” kata pilot China Dai Mingmeng menggambarkan bagaimana rasanya melakukan pendaratan pertama dengan jet tempur J-15 di atas Kapal induk China.

Dua bulan setelah China menugaskan Liaoning pada September 2012, Dai mendaratkan J-15 di dek penerbangan kapal induk yang dibeli bekas dari Ukraina itu. Dia kemudian mulai melatih komandan jet tempur berbasis kapal induk.

Dai terpilih pada 18 Desember sebagai salah satu dari 100 perwakilan yang memberikan kontribusi besar bagi reformasi dan keterbukaan China.

Dalam sebuah wawancara dengan China Central Television pada 23 Desember 2018, Dai mengatakan bahwa pendaratan jet tempur ke kapal induk tidaklah mudah, dan pilot sangat dekat dengan kematian.

Pilot harus secara akurat mendaratkan jet tempur tepat di kabel penangkap di kapal induk. Jarak pendaratan efektif hanyalah 36 meter.

“Melatih pilot untuk mendaratkan jet tempur di kapal induk adalah pekerjaan yang sulit. Tanpa bahan ajar, pengalaman atau pelatihan profesional, kelompok pilot pertama China ini telah mengembangkan sistem pendaratan sendirian. Mereka mempertaruhkan hidup mereka dengan mengembangkannya,” kata Song Zhongping, seorang pakar militer dan komentator TV mengatakan kepada Global Times dan dikutip JejakTapak.

Pelatihan pilot jet tempur untuk mendarat di kapal induk adalah masalah sensitif dan negara-negara asing, terutama Amerika yang tidak bersedia menawarkan bantuan apa pun. “China telah mengembangkan kemampuannya sendiri untuk melatih para pilot ini, kata Song.

Dia mencatat bahwa teknik ketapel, yang digunakan untuk kapal induk baru China, juga menimbulkan tantangan baru bagi pilot.

Untuk diketahui militer.or.id selalu mencuri berita dan tulisan dari web lain tanpa izin, tanpa menyebutkan sumber dan memundurkan waktu uplode.

Sistem pelatihan dan bahan ajar untuk pilot perlu dimodifikasi agar sesuai dengan kapal induk yang berbeda.

“Pilot serta kapal induk kami, juga tidak memiliki pengalaman, terutama dalam melakukan di perairan yang rumit, di malam hari, di lingkungan medan perang atau di bawah gangguan elektromagnetik. Kita perlu mengandalkan diri kita sendiri untuk mengeksplorasi dan mengembangkan semua ini,” kata Song.

 

Kami sangat menghargai pendapat anda. Bagaimanakah pendapat anda mengenai masalah ini? Tuliskanlah komentar anda di form komentar di bagian bawah halaman ini.

administrator
Menyebarkan berita berita <a><b>Militer Indonesia</b></a> dari media media mainstream Asia dan Indonesia. Mendambakan Kekuatan Militer Indonesia menjadi salah satu yang disegani kembali di kawasan.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *