F-35 Masa Depan, Akan Punya Kemampuan Nuklir

F-35 Masa Depan, Akan Punya Kemampuan Nuklir

Militer.or.id – F-35 Masa Depan, Akan Punya Kemampuan Nuklir.

Formasi jet tempur F-35A dari Skuadron 58, Angkatan Udara AS. ©U.S. Air Force via wikimedia.org

Militer.or.id – Menurut Nuclear Posture Review dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump,  yang secara resmi diumumkan pada hari Jum’at, menyerukan supaya senjata nuklir diadopsi oleh jet siluman F-35 sebagai salah satu pembaruan kebijakan AS, seperti dilansir dari laman berita Sputnik.

“Modernisasi pesawat tempur F-35 generasi mendatang dengan kapabilitas ganda sebagai fighter-bomber akan bisa mempertahankan postur kekuatan pencegah NATO dan mempertahankan kemampuan untuk dapat memakai senjata nuklir, jika situasi keamanan menuntutnya”, menurut laporan itu.

Dokumen itu menjelaskan bahwa Washington hanya akan menggunakan persenjataan nuklir dalam keadaan ekstrim guna mempertahankan kepentingan vital AS, sekutu dan mitranya. Menambahkan, keadaan ekstrem tersebut bisa mencakup serangan strategis non-nuklir terhadap AS atau kepentingannya.

F-35 memiliki sejarah kendala teknis yang panjang serta melebihi anggaran. F-35 saat ini tidak memiliki kemampuan untuk menembakkan senjata nuklir, tetapi para pejabat militer yang terlibat pada Kantor Program Bersama F-35 memperkirakan kemampuan nuklir akan tersedia antara 2020-2022.

Secara khusus, F-35 di sebutkan akan mengambil tanggung jawab dari F-15E sebagai pembawa bom gravitasi B61.

“Kekuatan nuklir non-strategis saat ini terdiri dari bom B61 yang dibawa oleh F-15E dan pesawat berkemampuan ganda (DCA) milik sekutu”, tulis laporan tersebut.

Amerika Serikat memadukan kemampuan nuklir pada F-35 yang ada wilayah terdepan, dapat digunakan sebagai pengganti DCA yang mulai tua. Dan sejalan dengan program perpanjangan usia bom B61, ini akan menjadi kontributor utama stabilitas pencegahan regional yang terus berlanjut dan jaminan kepada sekutu.

Terhadap Rusia

Saat memperkenalkan Nuclear Posture Review, Menteri Pertahanan A.S., James Mattis menulis, bahwa Moskow telah meningkatkan kemampuan nuklir yang dimiliki. Namun, yang lebih mengganggu lagi adalah adopsi strategi dan kemampuan militer Rusia yang mengandalkan eskalasi nuklir atas kesuksesan mereka.

Perkembangan ini, ditambah dengan aneksasi Rusia atas Krimea serta ancaman nuklir terhadap sekutu AS, menandai kembalinya pemerintahan Moskow ke kompetisi Great Power, demikian menurut Mattis

“Bagaimanapun, Amerika Serikat tetap mencari hubungan yang stabil dengan Rusia dan China, bukannya mencari permusuhan”, tambahnya.

Tinjauan postur nuklir tersebut, pertama kali diajukan oleh Presiden Donald Trump tak lama setelah menduduki jabatan sebagai presiden AS tahun 2017, menyatakan bahwa Rusia mengembangkan setidaknya 2 sistem antar benua baru, yakni kendaraan luncur hipersonik dan sebuah kapal selam bersenjata nuklir termasuk torpedo otonom bawah laut.

Pengujian Senjata Nuklir

Pemerintahan Trump telah menempatkan opsi melanjutkan uji coba persenjataan nuklir jika hal ini memang diperlukan.

“Amerika Serikat tidak akan melanjutkan uji coba nuklir terkecuali bila diperlukan guna memastikan keamanan, efektivitas senjata nuklir AS, dan meminta semua negara yang memiliki senjata nuklir untuk mengumumkan atau mempertahankan moratorium pengujian nuklir”, tulis dokumen itu.

administrator
Menyebarkan berita berita <a><b>Militer Indonesia</b></a> dari media media mainstream Asia dan Indonesia. Mendambakan Kekuatan Militer Indonesia menjadi salah satu yang disegani kembali di kawasan.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *