Strategi Pengembangan Alutsista TNI AU – Disertasi

Strategi Pengembangan Alutsista TNI AU – Disertasi

Militer.or.id – Strategi Pengembangan Alutsista TNI AU – Disertasi.

ilustrasi: Jet tempur siluman Su-57 Rusia. © Anna Zvereva via Wikimedia Commons

Makassar, Militer.or.id – Korsahli Kasau Marsda TNI Umar Sugeng Hariyono membuat kagum para guru besar dalam paparannya pada Ujian Tutup Disertasi dengan judul Strategi Pengembangan Alutsista TNI Angkatan Udara ditinjau dari segi potensi ancaman dan luas wilayah NKRI.

Adapun tim penguji terdiri dari Prof. Dr. Rifdan, M.Si, Prof Dr. Jasruddin, M.Si, Prof. Dr. Hamsu Abdul Gani, M.Pd, Prof. Dr. H. Haedar Akib, M.Si, Prof Dr. Suradi Tahmir, MS., Prof. Dr. Anshari, M.Hum., dan Penguji Eksternal Dr. Erwansyah Syarief, MBA, M.Si, pada Senin 30 Juli 2018 bertempat di ruang Pasca Sarjana Universitas Negeri Makassar.

Dalam paparannya Umar Sugeng Hariyono mengatakan bahwa Strategi pengembangan Alutsista TNI Angkatan Udara dihadapkan pada potensi ancaman dan luas wilayah NKRI menuju kekuatan pokok ideal maka diperlukan penambahan Alutsista udara yang canggih (generasi ke-5) berupa pesawat berbagai jenis seperti pesawat tempur, pesawat angkut, pesawat Heli, pesawat intai dan pesawat tanpa awak serta pesawat latih termasuk penambahan radar, Rudal dan Meriam/PSU.

Apabila Alutsista tersebut dapat dipenuhi maka Alutsista tersebut dapat ditempatkan di pulau atau pangkalan terdepan. Dengan penempatan Alutsista Udara di pulau atau pangkalan terdepan maka Indonesia akan betul-betul dapat menguasai wilayah udara nasional serta dapat menghadapi ancaman yang datangnya melalui wilayah udara.

Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Presiden pertama RI Ir. Sokarno dalam postulat yang dilontarkan pada tahun 1955 dengan menyatakan “Kuasailah udara untuk melaksanakan kehendak nasional karena kekuatan nasional di udara adalah factor yang menentukan dalam perang modern” pernyataan Ir Sukarno tersebut mengisyaratkan bahwa sesungguhnya Indonesia sadar bahwa penguasaan udara harus menjadi prioritas yang dalam semboyan TNI AU dikenal dengan sebutan “Abhibuti Antarikshe” (keunggulan di udara adalah tujuan kami).

Apabila Alutsista tersebut dapat dipenuhi maka Alutsista tersebut dapat ditempatkan di pulau atau pangkalan terdepan, maka Indonesia akan betul-betul dapat menguasai wilayah udara nasional serta dapat menghadapi ancaman yang datangnya melalui wilayah udara

Hal inilah yang menjadikan inspirasi dari Disertasi ini. Pungkas Mantan Irjen TNI AU ini. Lebih lanjut Alumni AAU tahun 1986 ini mengungkapkan bahwa dalam rangka merealisasikan pengembangan Alutsista TNI Angkatan Udara menuju kekuatan Minimun Essensial Force (MEF) harus disesuaikan dengan kemajuan zaman serta rintangan ke depan yang menyangkut ancaman negara dan luasnya wilayah NKRI.

Untuk mewujudkan itu semua maka harus tercipta hubungan yang harmoni antara Lembaga-lembaga negara yang terkait seperti Presiden, DPR RI, Kementrian Pertahanan, Kementrian Keuangan, Mabes TNI dan Mabes Angkatan Udara.

Untuk mendapatkan gelar tertinggi dalam bidang akademik ini bukanlah merupakan hal yang ringan, mantan Pangkoopsau II ini harus mengikuti dengan penuh kesabaran, ketekunan dan keuletan, utamanya ketika melakukan penelitian dan penulisan Disertasi yang cukup menguras pikiran dan tenaga di tengah-tengah kesibukannya dalam melaksanakan tugas sebagai Korsahli Kasau.

Tahapan untuk mendapatkan gelar akademik tertinggi tersebut telah dilalui tahap demi tahap, kalau tidak ada halangan ujian promosi Doktor akan dilaksanakan pada minggu ketiga bulan Agustus 2018. Demikian Penkoopsau II menginformasikan. (tni-au.mil.id).

administrator
Menyebarkan berita berita <a><b>Militer Indonesia</b></a> dari media media mainstream Asia dan Indonesia. Mendambakan Kekuatan Militer Indonesia menjadi salah satu yang disegani kembali di kawasan.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *