PT Pindad Kejar Peluang Ekspor Tank Harimau

PT Pindad Kejar Peluang Ekspor Tank Harimau

Medium Tank dengan meriam 105 mm, karya anak bangsa di Pusat Pendidikan Infanteri (Pusdikif) TNI AD, Cipatat, Kabupaten Bandung Barat © PT Pindad (Persero)

Militer.or.id – Spesialis alutsista darat asal Indonesia,  PT Pindad sedang mengejar peluang ekspor Tank Medium Harimau yang dikembangkan bersama dengan FNSS Turki berbasis Modern Medium Weight Tank (MMWT) Kaplan MT, seperti dilansir dari laman IHS Jane pada hari Kamis.

Menurut keterangan seorang pejabat PT Pindad di pameran Indo Defnce 2018 di Jakarta bahwa Bangladesh, Filipina, Malaysia dan Brunei telah menyatakan minat untuk akusisi platform tank medium berbobot 35 ton dan perwakilan dari negara-negara tersebut akan menghadiri demonstrasi MMWT terpisah di Indonesia sebelum akhir November ini.

Purwarupa tank Harimau Hitam buatan PT Pindad dalam parade HUT TNI tahun 2017. © PT Pindad via Wikimedia Commons

MMWT dikembangkan oleh PT Pindad dan FNSS Savunma Sistemleri, yakni perusahaan patungan antara Turki Nurol Holding dan BAE Systems Inggris, berdasarkan perjanjian yang telah ditandatangani pada tahun 2014 silam.

“Negara-negara itu mencari tank yang lebih ringan daripada MBT (tank tempur utama)”, kata Abraham Mose, Direktur Utama PT Pindad. “Mereka sedang mencari platform yang dapat dengan mudah untuk diangkut dan digunakan”.

Menurut Mose bahwa PT Pindad telah menyelesaikan uji coba medium tank Harimau ini, dan sekarang dalam proses memperoleh sertifikasi. Ini diharapkan sebelum akhir tahun, katanya. Kontrak untuk produksi massal tank Harimau diharapkan akan diberikan pada tahun fiskal 2020. Tidak ada dana untuk memproduksi dan mendapatkan platform itu dalam anggaran pertahanan tahun 2019, tegasnya.

Demonstrasi “live firing” Tank Medium Harimau Hitam buatan PT Pindad (RI) dan FNSS (Turki) © PT Pindad

Namun, begitu produksi massal dimulai, diharapkan akan ekspansif. Menurut PT Pindad, TNI AD memiliki kebutuhan sekitar 400 unit tank Harimau untuk menggantikan armada tank ringan AMX-13 buatan Prancis, yang awalnya berjumlah lebih dari 300 unit.

Abraham Mose menjelaskan bahwa ruang lingkup program ini memberikan peluang bagi industri pertahanan Indonesia untuk menjadi lebih mandiri dalam memproduksi tank. Setidaknya ada 100 perusahaan pertahanan lokal diharapkan bisa terlibat dalam program tersebut begitu produksi massalnya dimulai.

Kami sangat menghargai pendapat anda. Bagaimanakah pendapat anda mengenai masalah ini? Tuliskanlah komentar anda di form komentar di bagian bawah halaman ini.

administrator
Menyebarkan berita berita <a><b>Militer Indonesia</b></a> dari media media mainstream Asia dan Indonesia. Mendambakan Kekuatan Militer Indonesia menjadi salah satu yang disegani kembali di kawasan.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *