Korea Utara Tampaknya Terus Memperluas Program Rudal Nuklir

Korea Utara Tampaknya Terus Memperluas Program Rudal Nuklir
Rudal Balistik Hwasong 15 Korea Utara

Sebuah laporan oleh think tank Washington D.C. menunjukkan Kim Jong Un Korea Utara terus memperluas program rudal nuklinya dengan membangun fasilitas hosting rudal baru di 16 lokasi yang berbeda di seluruh negeri.

Laporan itu bertentangan dengan pernyataan Presiden Donald Trump bahwa krisis senjata nuklir Korea Utara “sebagian besar terpecahkan” dan menunjukkan bahwa program nuklir Pyongyang justru lebih besar dari sebelumnya.

Laporan itu, yang dikeluarkan Center for Strategic and International Studies, dan dikutip New Yorks Times Senin 12 November 2018 mengklaim telah mengidentifikasi 13 dari kira-kira 20 pangkalan rudal Korea Utara yang tidak dideklarasikan.  Hal ini dibuktikan dengan citra satelit yang menunjukkan Kora Utara terus melakukan perbaikan berabgai pangkalan mereka.

CSIS/Beyond Parallel, via DigitalGlobe 2018

Pangkalan rudal itu adalah rumah bagi rudal balistik jarak pendek yang mengancam pasukan Amerika dan Korea Selatan di semenanjung Korea, pangkalan rudal jarak menengah dan jauh yang mengancam pangkalan Amerika di Asia-Pasifik dan Jepang, dan rudal balistik antarbenua yang secara langsung mengancam Amerika Serikat.

Korea Utara diyakini memiliki bahan nuklir untuk memproduksi 40 hingga 60 senjata nuklir, dan rudal untuk membawa mereka hingga Amerika Serikat. Negara ini memiliki setidaknya tiga rudal balistik antarbenua, Hwasong-13, Hwasong-14 dan Hwasong-15 yang semuanya mampu mencapai Amerika Serikat.

Laporan itu salah satunya soal pangkalan rudal Sakkanmol  yang terletak hanya 50 mil dari perbatasan dengan Korea Selatan, pangkalan itu adalah rumah bagi sekitar 9–18 rudal balistik jarak pendek Hwasong-6.

Sakkanmol memiliki tujuh fasilitas bawah tanah untuk penyimpanan dan pengisian bahan bakar misil berbahan bakar cair, dengan cukup ruang untuk menyimpan semua peluncur rudal. Misil-misil itu disimpan di bawah tanah untuk melindungi mereka dari serangan udara dan artileri.

Presiden Donald Trump telah berulang kali menyatakan bahwa, setelah KTT dengan Kim Jong Un Korea Utara, masalah nuklir negara Asia “sebagian besar berhenti.” Di Twitter, Trump menyatakan, “Tidak ada lagi ancaman nuklir dari Korea Utara.”

Kim telah setuju untuk menangguhkan sementara tes nuklir dan rudal dan menutup situs uji coba nuklir, dan akhirnya membongkar fasilitas nuklir Yongbyon yang memproduksi bahan bakar untuk senjata nuklir – jika Amerika setuju dengan tuntutan yang tidak disebutkan.

The New York Times mengutip Victor Cha, salah satu pihak di balik laporan CSIS, mengatakan bahwa bekerja pada perkiraan 20 fasilitas nuklir terus berlanjut meskipun ada upaya diplomatik dan pernyataan “Trump mengatakan tidak ada lagi ancaman nuklir, tetapi mereka lebih berbahaya daripada sebelumnya,” katanya.

Kami sangat menghargai pendapat anda. Bagaimanakah pendapat anda mengenai masalah ini? Tuliskanlah komentar anda di form komentar di bagian bawah halaman ini.

administrator
Menyebarkan berita berita <a><b>Militer Indonesia</b></a> dari media media mainstream Asia dan Indonesia. Mendambakan Kekuatan Militer Indonesia menjadi salah satu yang disegani kembali di kawasan.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *