Militer.or.id : Berita Militer Indonesia dan Dunia

Menlu Turki: Pembelian S-400 Rusia Tidak Bisa Dibatalkan

Brigade sistem rudal S-400 Rusia © Anton Denisov via Ria Novosti

Militer.or.id – S-400 adalah sistem rudal mobile generasi berikutnya yang dapat membawa tiga jenis misil berbeda yang mampu menghancurkan berbagai target udara mulai dari jarak pendek hingga jarak sangat jauh, termasuk pesawat pengintai hingga rudal balistik.

Seperti dilansir dari laman Reuters, para pejabat AS telah memperingatkan bahwa jika Ankara melanjutkan rencananya untuk membeli sistem S-400 Rusia, Amerika Serikat dapat menahan transfer jet tempur F-35 ke Turki. Selain itu, Kongres AS mengeluarkan undang-undang yang akan memblokir transfer jet tempur generasi kelima F-35 itu.

Menurut rilis berita Reuters hari Rabu, 21 Nopember 2018, Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu mengatakan bahwa pembelian sistem rudal permukaan-ke-udara jarak jauh S-400 Rusia oleh Turki adalah kesepakatan yang telah dilakukan dan itu tak dapat dibatalkan, karena itu ditegaskan bahwa Ankara memerlukan pengadaan pertahanan lebih lanjut yang dapat dibeli dari Amerika Serikat.

“Kesepakatan saat ini adalah kesepakatan yang telah dilakukan, saya tidak dapat membatalkannya”, kata Cavusoglu kepada wartawan setelah bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo seperti dikutip oleh Reuters. “Tapi saya butuh banyak lagidan saya lebih suka membeli dari sekutu saya”, kata Cavusoglu.

Pada bulan Desember 2017, Ankara telah menandatangani perjanjian pinjaman dengan Moskow yang mempertimbangkan pengiriman sistem pertahanan udara S-400 buatan Rusia ke Turki.

CEO Rostec Sergey Chemezov mengatakan bahwa kontrak tersebut untuk pengiriman empat set batalyon S-400 senilai $ 2,5 miliar, dengan 55 persen dari jumlah kontrak itu akan ditutupi oleh pinjaman Rusia.

Peluncur rudal permukaan-ke-udara Patriot di Fort Bliss, Jerman. © Mark Halloway via Wikimedia Commons

Sementara itu, Juru bicara Departemen Pertahanan AS, Eric Pahon mengatakan kepada Sputnik pada hari Senin bahwa Pentagon bersama dengan Kongres AS tengah berusaha untuk mencari alternatif bagi sistem pertahanan udara S-400 Rusia untuk Turki.

“Seperti yang telah kita diskusikan dengan mitra kami, Turki, pembelian S-400 akan memiliki konsekuensi yang signifikan atau dapat memiliki konsekuensi signifikan pada hubungan pertahanan AS-Turki. Ada banyak hal yang dibayar dengan itu”, kata Pahon.

Menurut laporan media yang bermarkas di AS, sanksi atas pembelian peralatan militer Rusia dapat dipicu di bawah undang-undang Tindakan Melawan Amerika Melalui Sanksi (CATSAA), yang mulai berlaku pada tahun 2017 dan diatur untuk menghukum Moskow karena diduga ikut campur dalam pemilihan presiden AS pada tahun 2016, sesuatu yang dibantah keras oleh pihak Rusia.

CNBC minggu lalu melaporkan, mengutip sumber dengan pengetahuan tentang penilaian intelijen AS, bahwa setidaknya ada 13 negara yang telah menyatakan minat mereka dalam membeli sistem rudal permukaan-ke-udara S-400 Triumf Rusia daripada beli peralatan sejenis buatan AS.

Secara khusus,Aljazair, Mesir, Irak, Maroko, Qatar, Arab Saudi dan Vietnam termasuk di antara negara-negara yang sudah terlibat pembicaraan untuk pembelian sistem rudal S-400 Rusia.

Menurut sumber-sumber intelijen militer kepada CNBC, S-400 Rusia lebih unggul dalam hal kemampuan dibanding dengan sistem Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) yang paling mampu buatan AS.

Pihak berwenang Arab Saudi dilaporkan telah secara terbuka terlibat dalam pembicaraan dengan Rusia mengenai pembelian sistem rudal S-400 tersebut.

Kami sangat menghargai pendapat anda. Bagaimanakah pendapat anda mengenai masalah ini? Tuliskanlah komentar anda di form komentar di bagian bawah halaman ini.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *