Tak Berani Lawan S-300, Israel Mulai Pakai Rudal Balistik

Tak Berani Lawan S-300, Israel Mulai Pakai Rudal Balistik

Sistem rudal S-300 Rusia dalam status “siaga” © Russian MoD

Militer.or.id – Setelah Rusia menyediakan S-300 ke Suriah, Israel pun mengubah “taktik”, tidak lagi menggunakan serangan udara melalu jet-jet tempurnya, namun kini Israel menggunakan rudal jarak jauh untuk menyerang sasaran Iran di Suriah.

Israel memulai serangan rudal ke Suriah

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah meluncurkan serangan terbesar terhadap Suriah dalam enam bulan terakhir menggunakan rudal balistik darat terbesar dan menargetkan 15 pangkalan militer Iran dan Hizbullah disana.

Pada serangan udara yang dilancarkan Israel ke Suriah pada hari Rabu, Angkatan Udara Suriah mengumumkan bahwa sistem pertahanan udaranya menanggapi keras terhadap serangan beberapa pesawat tak dikenal dan menembak jatuh rudal di udara Al-Kiswa di selatan negara itu.

Media Suriah melaporkan, tepat sebelum tengah malam pada 29 November, serangan udara Israel terjadi pada pukul 21:30. Tiga bom dan serangan rudal telah terlontar di empat wilayah: Al Kiswah, Damaskus Selatan, Qanaqar Barat Daya dan juga Quneitra, yang berada dekat perbatasan Golan Israel.

Televisi Suriah menunjukkan siaran langsung dari pasukan pertahanan udara Suriah dan mengutip seorang pejabat di Kementerian Pertahanan yang mengatakan bahwa sistem pertahanan udara Suriah mampu secara akurat membelokkan semua target dari musuh.

Peluncur rudal LORA buatan Israel © Tal Inbar via Wikimedia Commons

Namun, radio Arab mengumumkan bahwa api telah menyelimuti bandara Damaskus. Selain itu, mereka melaporkan bahwa pusat komando dan pangkalan milisi pro-Iran dan pasukan Hezbollah, bersama dengan beberapa peluncur rudal telah diserang.

Pihak berwenang Tel Aviv dan pejabat militer Israel tidak mengomentari laporan media asing dan menolak untuk memberikan umpan balik terkait insiden tersebut, termasuk konfirmasi terhadap semua kerusakannya.

IDF telah membantah laporan oleh saluran TV Hizbullah bahwa semua markas IDF di Dataran Tinggi Golan tiba-tiba diserang dan mengumumkan bahwa hanya sebuah rudal yang ditembakkan dari Suriah menuju Dataran Tinggi Golan yang dikendalikan Israel, tetapi meledak di area kosong.

Arus informasi tidak dapat mengkonfirmasi tanggal pasti serangan oleh pasukan Israel, meskipun dilaporkan bahwa Suriah telah menembak jatuh jet tempur Israel dan rudal yang diluncurkan. Namun, pada tanggal 1 Desember, insiden itu diklarifikasi.

Pada tanggal 1 Desember, DEBKAfile dan sumber militer mengungkap bahwa, selama 75 menit pada Kamis malam, 29 November, Israel melancarkan serangan udara terbesarnya dalam enam bulan. Mereka menyerang 15 pangkalan militer Iran dan Hizbullah.

Rudal anti-tank Spike NLOS buatan Israel © Dave1185 via Wikimedia Commons

Ini bukanlah serangan udara oelh Angkatan Udara Israel seperti serangan terus menerus yang telah berlangsug dalam dua tahun terakhir pada target Iran di Suriah, tetapi adalah serangan artileri Israel menggunakan rudal canggih berbasis darat.

Serangan terbesar Israel menggunakan rudal permukaan-ke-darat

DEBKAfile mengatakan bahwa itu merupakan serangan roket darat terbesar Israel yang pernah masuk ke Suriah. Dua rudal berbasis darat yang digunakan dalam serangan lintas batas ini meliputi:

  • Yang pertama adalah rudal balistik LORA, rudal dengan jangkauan hingga 400 km, terbang dengan ketinggian 45 km. Ini adalah rudal balistik jarak pendek dengan berat 1,8 ton, panjang 5 meter, diameter maksimum 610 mm, hulu ledak seberat 574 kg. Akurasinya diklaim 10 meter per segi.
  • Yang kedua adalah: rudal Tamuz, jenis rudal yang lebih dikenal dengan sebagai rudal anti-tank Spike NLOS (versi ekspor). Meskipun sering dikenal sebagai rudal anti-tank, Tamuz memiliki kemampuan serangan darat yang sangat kuat dengan jangkauan lebih dari 20 km, kecepatan hingga 830 km/jam.

Kami sangat menghargai pendapat anda. Bagaimanakah pendapat anda mengenai masalah ini? Tuliskanlah komentar anda di form komentar di bagian bawah halaman ini.

author
NKRI adalah harga mati! Demikian menjadi prinsip hidup penulis lepas ini. Berminat terhadap segala macam teknologi militer sejak kelas 5 SD, ketika melihat pameran Indonesian Air Show 1996.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *