KSAU Sosialisasikan Program Kerja TNI AU

KSAU Sosialisasikan Program Kerja TNI AU

04 Maret 2017

Airbus 330 MRTT sedang melakukan air refueling pada pesawat F-16 (photo : Airbus Group)

Drone Besar Setingkat Predator untuk Natuna dan Tarakan

PORTAL-KOMANDO.COM,.PENAU,.Malang, – TNI AU  akan menempatkan pesawat drone di daerah perbatasan terutama di Natuna dan Tarakan, dan akan mengadakan pengadaan pesawat drone yang lebih besar setingkat Predator, sehingga mampu terbang dengan radius yang lebih luas yang akan connect dengan program Kementerian Pertahanan yang saat ini sedang membangun satelit yang nanti akan dapat digunakan oleh pesawat drone yang akan dikembangkan, sehingga daerah-daerah yang perlu perhatian dapat diawasi.

Demikian dikatakan Kasau Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, S.IP,. dihapan para perwira dalam kunjungannya di Lanud Iswahjudi Madiun, Jumat (3/3). Yang diikuti para Asisten Kasau, Dan Korpaskhas, Pangkoopsau II dan pada Kepala Dinas jajaran Mabesau, selain itu Kasau juga mengunjungi Lanud Adi Soemarmo Solo dan Lanud Abdurachman Saleh Malang.

Pesawat Pengganti F-5 Tiger

Dikatakan, Pemerintah memberikan program yaitu Renstra I, Renstra II dan Renstra III, dan itu berdasarkan Minimum Essensial Force, TNI AU bekerja mengarah kepada kepentingan-kepentingan Skadron-skadron Udara, sehingga prioritas kebijakan kepada pengadaan perlengkapan-perlengkapan seperti pada tahun 2017 pengadaan Radar untuk pesawat T-50 termasuk persenjataannya,

Yang tidak kalah pentingnya adalah pengadaan pengganti pesawat F-5 yang dalam waktu dekat akan terealisasi dua atau tiga tahun mendatang, namun waktu yang begitu panjang perlu diperhatikan karena penerbang harus mengikuti jenjang karier, sehingga para penerbang harus mengikuti dan melaksanakan latihan di Skadron Udara 16 dan juga di Skadron Udara 11. 

Kebutuhan 12 Radar

Termasuk kebutuhan sebanyak 12 Radar di seluruh Indonesia berdasarkan kepada Minimum Essensial Force bukan Ideal dan tahun 2019 ini akan berdatangan dan melengkapi kebutuhan TNI AU, ujar Kasau.

Kasau juga mengadakan terobosan, yaitu dalam setiap kontrak pengadaan pesawat harus ada dua yang dimasukkan, yaitu pelatihan pilot harus sampai pada tingkat pertempuran dan memasukkan semua kataloging speare dalam kontrak.

Pesawat F-5 Tiger TNI AU (photo : Jeff Prananda)

“Kita tidak boleh terjebak dengan tradisi yang ketat, kita harus membangun inovasi, tradisi tanpa inovasi akan ketinggalan, oleh sebab itu mari kita terus berinovasi dari kekurangan kita”, tegas Kasau.

Pesawat Tanker dan Surveillance

Program kedepan segera melengkapi pesawat MRTT (Multi Rolle Tanker Transport) Airbus 330, sehingga bisa mendukung penerbangan untuk air refueling, selain itu akan membangun Network Center Warfare, sehingga dapat memberikan data link kepada pesawat-pesawat tempur, dan yang tidak kalah pentingnya dapat memberikan data link kepada kapal-kapal perang, bahkan dalam suatu pertempuran Tank Leopard pun dapat diberikan data.

Selain itu harus segera memperkuat pesawat-pesawat survellance, sehingga Skadron Udara 5 untuk segera memasang peralatan yang mampu untuk melihat wilayah ZEE, apakah kapal-kapal yang mencuri ikan atau kapal perang lainnya sudah masuk ke wilayah kita. 

TNI AU juga akan membangun kebutuhan-kebutuhan seperti testcell engine T-50 yang SDM-nya dapat menganbil dari yang menangani pesawat F-5, pengadaan radar pesawat T-50 dan persenjataannya seseuai dengan spek yang diminta. (Portal Komando)

Skadron Udara 32 Abd Saleh dapat Tambahan Empat Pesawat Hercules

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Skadron Udara 32 yang bermarkas di Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh (Lanud Abd Saleh), Kabupaten Malang, Jawa Timur akan mendapat tambahan 4 (empat) pesawat Hercules.

(photo : Malang Voice)

“Skadron 32 akan ada penambahan pesawat Hercules dari Australia, ada kurang lebih 4 unit yang akan datang,” kata Marsekal Hadi Tjahjanto SIP, Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU), Jumat, 3/3/2017 di  Lanud Abd Saleh.

Penambahan pesawat Hercules ini merupakan upaya untuk memperkuat alat utama sistem pertahanan (alutsista) Indonesia. Skadron 32 adalah Skadron Angkut Berat di bawah kendali Wing Udara 2.

Sementara itu, Marsekal Hadi menyampaikan, alutsista Skadron 21 masih dalam kondisi pemeliharaan. Untuk diketahui, Skadron 21 bertugas menyiapkan dan mengoperasikan pesawat tempur taktis untuk operasi lawan udara ofensif dan operasi dukungan udara. Skadron 21 juga bermarkas di Lanud Abd Saleh. 

Tambahan Pesawat NC-212i

Pria kelahiran Malang ini menambahkan, sesuai Rencana Strategis (Renstra) sampai 2019, Skadron Udara 4 akan ditambah dengan 9 pesawat Casa 212i (Indonesia). Skadron Udara 4 adalah satuan udara angkut ringan yang berada di bawah jajaran Wing Udara 2 dan bermarkas di Lanud Abd Saleh. (Times Indonesia)

administrator
Menyebarkan berita berita <a><b>Militer Indonesia</b></a> dari media media mainstream Asia dan Indonesia. Mendambakan Kekuatan Militer Indonesia menjadi salah satu yang disegani kembali di kawasan.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *