Militer.or.id : Berita Militer Indonesia dan Dunia

Radar Weibel Dipasang di Satrad 215 Congot, Kulonprogo

21 Juli 2017

Radar PSR dan SSR dari sitem radar Weibel akan berfungsi bersamaan dan aktif selama 24 jam. (all photos : Tifando ZK)

Perkuat Pertahanan Udara, TNI AU Pasang Radar dengan Radius 550 Km

KULONPROGO – TNI Angkatan Udara akan mengganti radar yang terpasang di Satradar TNI AU 215, Congot, Kabupaten Kulonprogo. Peralatan militer tersebut nantinya akan diganti dengan radar Weibel buatan Denmar untuk mendukung sistem pertahanan nasional. 

“Radar baru ini akan mampu menjelajah hingga 550 kilometer, setara Solo-Jakarta,” kata Komandan Satradar TNI AU 215 Congot, Mayor Lek Joko Dwi Maryanto, Kamis (20/7/2017).

Radar ini akan menjadi bagian dari alat utama sistem persenjataan (alutsista). Radar ini memiliki dua komponen besar yang terpisah, berupa primary surveillance radar (PSR) dan secondary surveillance radar (SSR).

“Radar ini sangat penting untuk mendukung tugas kita bidang Pertahanan Udara dan mengamankan perbatasan laut dan udara, mengingat di sebelah kita ada Australia,” ujarnya.

Radar ini akan mampu mendeteksi infiltirasi (pesawat dengan sengaja terbang melewati batas wilayah udara NKRI dengan mematikan transponder). PSR mampu menangkap dan mengidentifikasi target bergerak di wilayah udara tanpa transponder. Artinya bisa mendeteksi seluruh pesawat atau media yang terbang di udara dalam radius sekitar 300 kilometer. 

Sementara radar SSR, memantau media/wahana bergerak yang memakai transponder dengan radius sekitar 550 kilometer atau setara Solo-Jakarta. “Radar sudah dikirim dari Mako Kohanudnas Jakarta dengan pengawalan ketat TNI. Ini masih di perjalanan,” jelasnya. (SindoNews)

Pertama di Indonesia, Satradar 215 Congot Terima Alutsista Baru Buatan Denmark 

Temon,(kulonprogo.sorot.co)–Semenjak dioperasikan pertama kali pada tahun 1962, alat utama sistem pertahanan (alutsista) berupa radar milik Satuan Radar (Satradar) 215 Congot TNI AU belum pernah mendapatkan penggantian alat. Imbasnya, jarak pelacakan radar tersebut mengalami penurunan.


Pada awal difungsikan, radar tersebut mampu melacak keberadaan objek terbang di angkasa sepanjang 180 nautical mile atau sekitar 300 kilometer. Namun saat ini radar tersebut hanya mampu melacak dengan jarak sepanjang 90 nautical mile atau sekitar 150 kilometer.

Komandan Satradar 215 Congot TNI AU, Mayor Lek Joko Dwi Maryanto menyebutkan bahwa hari ini pihaknya akan mendapatkan alat radar baru sebagai pengganti alat radar yang lama.

“Hari ini kami kedatangan radar baru berjenis Weibel buatan Denmark. Harganya sekitar Rp 190 miliar,” ucap Joko, Kamis (20/07/2017).


Radar baru buatan Denmark tersebut diantar melalu jalan darat Pantai Selatan Jawa (Pansela) menggunakan 4 kontainer terpisah dari Markas Besar TNI AU di Jakarta. Rencananya, siang ini radar baru tersebut akan tiba di markas Satradar 215 Congot beserta dengan para teknisi dari Denmark.

Joko menambahkan bahwa radar tersebut merupakan radar baru dan Satradar 215 Congot menjadi satuan TNI AU pertama yang dipercaya mengoperasikan radar tersebut. Rencananya, selain Satradar 215 Congot, alat radar serupa juga akan dipasang di Pangkalan Militer TNI AU, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau.

“Kebetulan ketika tahun 2014 saya ikut mengambil radar Weibel itu. Setelah saya ditugaskan di Congot melihat kondisi radar yang lama, kemudian saya mengusulkan pembaharuan radar ketika ada kunjungan KASAU 10 Juli lalu karena memang ada radar baru dan ada di Indonesia,” sambung Joko. (Sorot)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *