Militer.or.id – Turki Ingin Produksi S-500 Bersama Rusia.
Militer.or.id – Presiden Recep Tayyip Erdogan telah menyatakan niatnya bahwa Turki berkeinginan untuk memproduksi sistem pertahanan udara jarak jauh tercanggih generasi berikutnya S-500 bersama Rusia, seperti dilansir dari laman Bao Dat Viet.
Pernyataan Presiden Erdogan tersebut dibuat dalam sebuah wawancara dengan saluran TV-24 Turki. Disebutkan bahwa sistem pertahanan rudal jarak jauh S-500 tersebut akan memperkuat kemampuan pertahanan Turki.
Sekarang ini, Ankara berharap untuk bersama-sama dengan Rusia memproduksi sistem rudal pertahanan udara jarak jauh generasi baru S-500.
“Saya menghubungi Presiden Putin dengan proposal untuk memproduksi bersama S-500”, kata Presiden Erdogan.
Namun, Presiden Recep Tayyip Erdogan tidak menyebutkan bagaimana reaksi rekannya dari Rusia, Presiden Putin mengenai gagasan Erdogan tersebut.
Seperti dilansir dari Anadolu yang mengutip pernyataan Erdogan bahwa pemerintah Rusia telah memberi pinjaman kepada Ankara untuk membeli sistem rudal S-400. “Pada tahap kedua dan ketiga, kami akan melakukan produksi bersama sistem S-500”, kata Erdogan.
Pengumuman Presiden Erdogan mengejutkan, tetapi menurut media Turki, kemungkinan ini dimungkinkan karena sebelum itu, Rusia tidak hanya setuju untuk menjual, tetapi juga mengalihkan teknologi produksi S-400. untuk negara ini.
Menurut Profesor Mesut Hakki Chashin, di Fakultas Hubungan Internasional di Akademi Angkatan Udara dan Universitas Ozyegin di Istanbul, Turki sedang membutuhkan sistem pertahanan rudal S-400 atau versi yang lebih canggih.
Dengan sistem ini, jaringan pertahanan rudal nasional akan lebih efektif dalam menjaga wilayah Turki, bahkan dalam kasus di mana musuh memiliki jet tempur generasi kelima.
Profesor tersebut mengatakan bahwa Moskow dan Ankara kemungkinan akan mencapai kesepakatan substantif pada pasokan sistem S-400 kepada Turki, serta kerjasama dalam memproduksi mereka di dalam negeri.
Jika pengadaan dan transfer teknologinya sukses, ini akan menjadi langkah baru menuju model kerjasama yang sangat baik antara Turki – anggota NATO – dan Rusia, membuka kemitraan yang nyata dalam hubungan antara kedua negara.
Sebagai reaksi terhadap informasi yang telah dirilis oleh Ankara, penasihat Presiden Putin untuk kerjasama teknis militer internasional, Vladimir Kozhin, mengatakan “Kesepakatan S-400 telah diberlakukan, setoran telah ditransfer ke Turki, namun tidak ada yang dapat dikatakan tentang jangka waktu penyelesaian kesepakatan”.
Namun Kozhin mengatakan bahwa untuk masalah transfer teknologi baik Rusia dan Turki masih belum dinegosiasikan secara rinci, tapi hanya menyetujui pengiriman rudal S-400 dari Rusia.