Militer.or.id – Dengan pembebasan dari AS untuk akuisisi sistem rudal S-400 Triumf buatan Rusia, New Delhi telah memulai proses formal untuk satu lagi mega kesepakatan pertahanan dengan Washington sebagai pemanis untuk administrasi Trump, seperti dilansir dari laman Times of India.
Pemerintah NDA pada hari Kamis telah mengeluarkan “surat permintaan” kepada pemerintah AS untuk akuisisi 24 unit helikopter multi-peran MH-60R “Romeo” varian angkatan laut seharga 13.500 crore atau sekitar $ 2.1 miliar, yang dipersenjatai dengan torpedo dan rudal untuk kemampuan anti kapal selam yang kuat, menurut sumber teratas.
Induksi helikopter tugas berat ini dalam rentang waktu 2020-2024 akan jadi sebuah peningkatan arsenal Angkatan Laut India, yang kapal perangnya hampir kehilangan helikopter seperti itu pada saat kapal selam nuklir dan kapal selam diesel-listrik China melakukan operasi rutin ke wilayah Samudera Hindia.
Kesepakatan pemerintah-ke-pemerintah untuk helikopter MH-60R, yang diproduksi oleh Sikorsky-Lockheed Martin, dibawah program penjualan militer asing AS kemungkinan akan ditandatangani tahun depan.
AS telah mencatat penjualan militer senilai $ 17 miliar ke India sejak tahun 2007, bahkan melampaui Rusia selama tiga hingga empat tahun dalam dekade terakhir.
Rute FMS dianggap lebih cepat dan lebih bersih daripada proses tender global yang rumit, yang memakan waktu hingga beberapa tahun dan sering tergelincir oleh tuduhan korupsi di India.
India telah menerima sebagian besar sistem senjatanya dari AS, seperti pesawat angkut strategis C-17 Globemaster-III, pesawat C-130J “Super Hercules” dan Howitzer ultralight M-777, melalui program FMS.
Akuisisi helikopter multi-peran baru telah tertunda selama lebih dari satu dekade, dimana Angkatan Laut mengidentifikasi mereka bersama dengan kapal selam dan penyapu ranjau sebagai tiga “kebutuhan operasional penting”.
Armada dengan 140 unit kapal hanya memiliki sekitar selusin helikopter Sea King dan 10 unit helikopter anti kapal selam Kamov Ka-28.
“Penerimaan kebutuhan awal” untuk helikopter MH-60R dan akuisisi NASAMS-II senilai $ 1 miliar, yang dijadwalkan sebagai perisai rudal untuk New Delhi, diberikan oleh Dewan Pembela Pertahanan pimpinan Nirmala Sitharaman tepat sebelum dialog “dua-plus-dua” perdana antara India dan AS pada 6 September.
Sistem pertahanan udara NASAMS II berbasis truk 8×8 Sisu E13TP Angkatan Bersenjata Finlandia. © MKFI via Wikimedia Commons
Menteri Pertahanan AS Jim Mattis dan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo telah dengan kuat mengemukakan kasus India untuk “pengabaian keamanan nasional” dibawah CAATSA (Melawan Adversaris Amerika melalui Sanksi Act), karena kesepakatan rudal S-400 senilai $5,4 miliar.
Tetapi keputusan akhirnya ada ditangan Presiden Donald Trump, yang akan membutuhkan transaksional quo-pro-quo dalam hal kesepakatan pertahanan utama India serta komitmen strategis India untuk secara progresif mengurangi ketergantungannya pada sistem senjata Rusia.
AS, tentu saja, bersaing untuk lebih banyak transaksi pertahanan dengan India. Washington, misalnya, secara agresif menjajakan lini produksi jet tempur F/A-18 atau F-16 untuk IAF dengan anggaran lebih dari $ 20 miliar, lewat kompetisi “Make in India” untuk 114 unit jet tempur serta 57 unit berkemampuan lepas landas dari kapal induk.
India dan AS juga dalam pembicaraan lanjutan untuk 22 unit Predator-B bersenjata atau drone bersenjata Sea Guardian. Kemudian, setelah 24 unit helikopter multi-peran pertama, Angkatan Laut India juga memiliki proyek “Make in India” jangka panjang untuk 123 unit helikopter lainnya dan juga 111 unit helikopter utilitas ringan
Kami sangat menghargai pendapat anda. Bagaimanakah pendapat anda mengenai masalah ini? Tuliskanlah komentar anda di form komentar di bagian bawah halaman ini.