Militer.or.id – Pesawat udara tanpa awak (UAV) MQ-9 Reaper, yang menurut Menteri Pertahanan Australia Christopher Pyne adalah paling memenuhi persyaratan kemampuan untuk RPAS bersenjata pertama Australia akhirnya dipilih daripada drone bersenjata Heron TP buatan IAI, seperti dilansir dari Israel Defense.
Adanya tekanan dari Amerika Serikat dan fakta bahwa Australia adalah anggota Lima Mata alias Five Eyes tampaknya telah mendukung mainan produksi General Atomics
Departemen Pertahanan Australia mengumumkan telah memilih MQ-9 Reaper, yang diproduksi oleh General Atomics, Amerika Serikat untuk memenuhi kebutuhan Project Air 7003 Phase 1 untuk persyaratan UAV MALE bersenjata.
Dalam sebuah pernyataan pada tanggal 16 November, Menteri Pertahanan Australia Christopher Pyne mengatakan bahwa MQ-9 Reaper ini paling memenuhi persyaratan kemampuan untuk sistem pesawat terbang bersenjata pertama yang dikemudikan oleh Australia.
Departemen Pertahanan mengatakan bahwa sekarang akan mendekati pemerintah AS untuk meminta harga dan ketersediaan pada varian Reaper di dukungan pengambilan keputusan di masa depan pada akuisisi tersebut.
Reaper akan menggantikan UAV Heron 1 buatan IAI, Israel, milik Royal Australian Air Force (RAAF), yang pensiun dari layanan sejak tahun lalu. Untuk menggantikan Heron 1, perusahaan Israel telah menawarkan UAV Heron TP ke Kemenhan Australia.
Namun, karena Australia dan AS sama-sama merupakan anggota dari aliansi intelijen Five Eyes, peluang Israel untuk dapat mengalahkan tawaran Amerika Serikat sangatlah tipis.
Ruang lingkup proyek Australia ini diperkirakan mencapai $ 1,45 miliar.
Kami sangat menghargai pendapat anda. Bagaimanakah pendapat anda mengenai masalah ini? Tuliskanlah komentar anda di form komentar di bagian bawah halaman ini.