Rusia mengubah sebgian besar transaksi senjata dengan beralih dari penggunaan dolar Amerika menjadi rubel Rusia. Mata uang Amerika hanya akan digunakan jika memang tidak ada jalan lain.
Menteri Perdagangan Rusia Denis Manturov mengatakan mata uang nasional para mitranya menjadi alternatif setelah rubel dengan euro menjadi alternatif untuk dolar.
“Kami menggunakan berbagai skema, termasuk pembayaran dalam rubel,” kata Manturov dalam sebuah wawancara dengan harian RBC Rusia dan dikutip JejakTapak Selasa 25 Desember 2018. “Mata uang nasional dari mitra kami digunakan bersama dengan rubel yang dibeli di bursa saham.”
Menteri menekankan bahwa semua kontrak pengiriman sistem rudal pertahanan udara S-400 dapat diamankan dengan menggunakan rubel atau mata uang negara pembeli. Sejauh ini, kontrak pasokan pada sistem pertahanan udara telah ditandatangani dengan India, Turki dan Cina.
Pemerintah India menyetujui pasokan sistem S-400 pada awal Oktober dalam kesepakatan senilai US$ 5,4 miliar yang tercapai selama kunjungan dua hari Presiden Rusia Vladimir Putin ke New Delhi.
India juga berencana untuk membeli tank T-14 Armata dan frigat rudal Rusia. Negara ini juga berencana mengembangkan kapal selam dan jet tempur generasi baru bekerja sama dengan Rusia.
Pada bulan Desember 2017, Turki dan Rusia juga mencapai kesepakatan senilai US$ 2,5 miliar pada pembelian dua S-400 Rusia. China adalah negara asing pertama yang membeli sistem S-400.
Beijing menandatangani kesepakatan pasokan hingga delapan unit peralatan S-400 pada awal 2014. Nilai kontrak diperkirakan sekitar US$ 3 miliar. Pada bulan September, Kementerian Luar Negeri Amerika menjatuhkan sanksi pada militer China karena membeli perangkat keras militer Rusia.
Kami sangat menghargai pendapat anda. Bagaimanakah pendapat anda mengenai masalah ini? Tuliskanlah komentar anda di form komentar di bagian bawah halaman ini.