29 Juli 2017
Komparasi KFX/IFX terhadap pesawat tempur generasi 5.0 yaitu F-35C Lightning II dan F-22A Raptor (image : sediaberkorbanplus)
Kemhan Pastikan Proyek Swadaya Pesawat Tempur Jalan Terus
Jakarta – Pemerintah melanjutkan proyek pesawat tempur rakitan sendiri yang disebut KFX/IFX, dan bahkan diklaim progress proyek ini sudah mencapai 14 persen.
“Pelaksanaan program engineering manufacture development (EMD) sudah mencapai 14 persen dari keseluruhan perencanaan program sampai tahun 2026. Saat ini, masih dalam tahap awal yaitu peningkatan kesiapan teknologi nasional bagi PT Dirgantara Indonesia (DI) untuk menghadapi tahap EMD sampai dengan pembangunan enam prototipe,” kata Kepala Litbang Kementerian Pertahanan (Kemhan) Anne Kusmayati dalam konferensi pers di Jakart, Jumat (28/7).
Ia menjelaskan pesawat yang dirakit adalah jet tempur generasi 4.5. Perakitan dilakukan bekerjasama dengan industri pesawat Korea Selatan yaitu Korean Aerospace Industry (KAI).
Saat ini, PT DI telah mengirimkan 81 insinyur ke KAI di Sacheon City. Total keseluruhan akan mencapai 200 insinyur.
“Mereka dikirim untuk mendapatkan pembekalan tentang sistem dan standar prosedur di KAI. Mereka juga melakukan pendalaman terkait konfigurasi pesawat sesuai pesyaratan ROK (Republic of Korea) dan RI,” ujar Anne.
Menurutnya, perakitan pesawat tempur KFX/IFX fase EMD merupakan program berjangka waktu 10 tahun. Pembangunan dimulai dari tahun 2016 dan dijadwalkan berakhir tahun 2026. Total investasi kedua negara terkait proyek ini mencapai US$ 8 miliar dari APBN Indonesia dan Korsel.
Ditargetkan tahun 2021 pesawat tempur KFX/IFX bisa diperkenalkan ke masyarakat, lalu dibuat prototipe ke-5 oleh PTDI pada 2022. Setelah itu akan dikirimkan ke Korea Selatan untuk disempurnakan dan akan dikirimkan kembali ke Indonesia sebagai flying test bed untuk pengembangan dan wahana pembelajaran generasi muda PTDI.
“Diharapkan pesawat tempur KFX/IFX bisa mendapatkan Type Certificate di tahun 2025 atau 2026,” kata Anne.
Dia menambahkan masih ada beberapa kendala terkait perakitan pesawat tersebut yaitu masalah lisensi produk dari AS. Untuk meminta lisensi, Indonesia dipastikan tidak bekerja sendirian. Korsel terus digandeng demi mendesak AS mengeluarkan lisensi pembuatan pesawat tempur ini.
Indonesia dan Korsel harus meminta lisensi dari AS karena direncanakan pesawat tempur KFX/IFX akan memakai empat komponen utama teknologi jet tempur yang dimiliki Negeri Paman Sam, yaitu electronically scanned array (AESA) radar, infrared search and track (IRST), electronic optics targeting pod (EOTGP), dan radio frequency jammer.
“Indonesia sebenarnya telah meminta izin AS lebih dulu. Namun, hal tersebut dilakukan sendiri tanpa disertai delegasi Korsel,” ungkapnya.
Sebagaimana diketahui, Indonesia menargetkan Pada 2035-2040 sudah ada 200 jet tempur KFX/IFX yang dirakit. Jet tempur yang dihasilkan dari kerja sama dua negara ini akan memiliki generasi 4.5. Sekarang pesawat militer dunia masih berada di generasi 4.
KFX/IFX merupakan pesawat tempur tipe semi siluman (stealth). Rancangan model jet ini telah dipamerkan pada Indo Defence 2016 di JIExpo.
(BeritaSatu)