Militer.or.id – Pasukan Filipina Selamatkan Pelaut Vietnam dari Abu Sayyaf.
Manila – Pasukan Filipina menggerebek sarang gerilyawan di pulau terpencil di selatan dan menyelamatkan seorang pelaut Vietnam, yang disekap sembilan bulan, kata juru bicara Angkatan Laut, Senin, 22/8/2017, seperti dirilis Antara.
Lebih dari 20 orang, termasuk 14 warga asing, ditawan gerilyawan pendukung ISIS, Abu Sayyaf, di dua pulau selatan, beberapa di antaranya bahkan ditahan tiga tahun.
Do Trung Huige, 33, ditinggalkan saat tentara menyerang sarang Abu Sayyaf di pulau Mataja pada Sabtu, kata Jesida May Viduya, juru bicara Angkatan Laut Mindanao Barat.
“Tidak ada bakutembak karena penculiknya meninggalkannya saat pasukan mendekati,” ujarnya, dengan menambahkan bahwa pelaut tersebut diculik bersama lima orang lain pada November oleh petempur, yang menyerang sebuah kapal barang.
Dua pelaut Vietnam masih ditahan, dua dibunuh dan satu lagi berhasil diselamatkan. Di pulau Jolo yang tidak jauh dari lokasi, dua pelaut Vietnam termasuk di antara 19 tahanan yang masih ditahan dalam penculikan terpisah.
Kelompok Abu Sayyaf terkenal karena pemboman, pemancungan, pemerasan dan penculikan untuk tebusan di kawasan selatan negara Filipina.
Salah satu pemimpinnya, Isnilon Hapilon, telah dipersalahkan karena merencanakan pendudukan sebuah kota mayoritas Muslim di selatan.
Lebih dari 700 orang terbunuh dan 400.000 orang mengungsi dalam pertempuran tiga bulan untuk merebut kembali Kota Marawi, yang belum juga berakhir.
Pada awal bulan ini, Presiden Filipina Rodrigo Duterte meminta dana kepada Kongres untuk merekrut 20.000 tentara baru guna menghadapi ancaman yang meningkat dari kalangan militan di kawasan bergolak selatan.
Duterte mengadakan pertemuan mendesak dengan sekelompok senator dan menceritakan laporan intelijen terbaru tentang rencana gerilyawan untuk menyerang tiga kota di pulau selatan Mindanao.
Presiden disebutkan serius mengenai skala ancaman keamanan dan meminta Kongres untuk mendukung rencananya untuk meningkatkan kemampuan peralatan dan intelijen militer.
Sekalipun tidak menyebutkan kota-kota itu namun pemberontak pro-ISIS telah memerangi militer sejak melakukan pengepungan di kota Marawi pada 23 Mei, dengan maksud untuk mendirikan “wilayat”, atau provinsi ISIS.
Daerah Marawi yang luas telah hancur karena tembakan artileri hampir setiap hari dan pengeboman udara untuk mencoba mengusir para milisi yang bersembunyi di pusat komersial. Kelompok itu diyakini menyekap sekitar 100 sandera.
Lebih dari 600 pemberontak dan tentara tewas dalam kerusuhan tersebut.
Duterte pada bulan lalu kepada Kongres meminta anggaran 3,76 triliun peso Filipina untuk tahun depan, termasuk 145 miliar peso untuk pertahanan. Duterte juga meminta Kongres memperpanjang darurat militer di Mindanao hingga akhir tahun ini supaya dapat memberikan waktu kepadanya untuk menghancurkan gerakan pemberontak tersebut.