Militer.or.id – Iran telah membangun kekuatan angkatan lautnya dalam beberapa tahun terakhir untuk melindungi kapal dan tanker minyak dari perompak dan berurusan dengan kehadiran angkatan laut AS yang semakin arogan disekitar Teluk Persia.
Dilansir dari laman media PressTV, Angkatan Laut Iran telah secara resmi meluncurkan Sahand, kelas perusak baru yang memiliki sifat siluman dan mampu menghindari radar, kemampuan peperangan elektronika termasuk dek penerbangan untuk helikopter, di pelabuhan Bandar Abbas di Selat Hormuz.
Menurut televisi Iran, perusak itu dipenuhi persenjataan canggih termasuk senjata anti kapal dan anti-pesawat, peluncur torpedo, rudal permukaan-ke-permukaan dan rudal permukaan-ke-udara. Perusak ini mungkin juga segera dilengkapi dengan sistem senjata jarak dekat (CIWS) Kamand, yang mampu menembakkan 4.000 – 7.000 amunisi per menit pada target dalam jarak 2 km.
Kapal perusak terbaru ini dilengkapi dengan empat mesin, dan dapat mempertahankan perjalanan jarak jauh selama 150 hari sambil ditemani oleh kapal pendukung.
“Kapal ini adalah hasil dari desain berani dan kreatif yang mengandalkan pengetahuan teknis lokal Angkatan Laut Iran dan telah dibangun dengan kemampuan siluman”, menurut Laksamana Muda Alireza Sheikhi, kepala galangan kapal yang membangun destroyer siluman tersebut.
Perusak baru dan Kharg, perusak Iran yang lain diperkirakan berada di antara dua atau tiga kapal perang yang direncanakan Iran untuk dikirim ke Venezuela dalam kunjungan persahabatan dalam waktu dekat, sebut Wakil Panglima Angkatan Laut Iran, Laksamana Tourraj Hassani.
Menurut Press TV, perusak Sahand memiliki dua kali kemampuan ofensif dan defensif daripada pendahulunya, fregat Jamaran, kapal utama kelas Moudge diluncurkan pada tahun 2010 sebagai bagian dari program Mowj (Wave) untuk menggantikan sebagian besar kapal perang buatan AS dengan kapal perang pribumi Iran.
Sahand adalah kapal ketiga yang dikembangkan dalam program Mowj setelah Jamaran dan Damavand. Awal pekan ini, Angkatan Laut Iran juga menugaskan dua kapal selam diesel listrik kelas Ghadir untuk meningkatkan kapabilitas angkatan laut di Teluk Persia.
Iran telah terlibat dalam pengembangan berbagai sistem senjata darat, udara, angkatan laut serta rudal sejak Revolusi Iran 1979, yang menyebabkan embargo senjata oleh Barat terhadap negara itu.
Hubungan antara Iran dan musuh potensial utamanya, Amerika Serikat, meningkat awal tahun ini setelah Washington menarik diri dari perjanjian nuklir Iran 2015 di bulan Mei.
Kapal-kapal Iran dan AS telah melaporkan pertempuran-pertempuran yang berulang di sekitar perairan teritorial Iran, dengan Angkatan Laut Iran biasanya mengerahkan kapal-kapal cepat di sekitar kapal-kapal Angkatan Laut AS yang lebih besar.
Kami sangat menghargai pendapat anda. Bagaimanakah pendapat anda mengenai masalah ini? Tuliskanlah komentar anda di form komentar di bagian bawah halaman ini.