Militer.or.id – Pengerahan itu dilakukan setelah tiga kapal Ukraina secara ilegal memasuki perairan teritorial Rusia ketika mereka berlayar menuju Selat Kerch, Minggu lalu.
Seperti dilansir dari laman Sputnik, Moskow menggambarkan bahwa insiden itu sebagai provokasi yang jelas dan itu melanggar Konvensi PBB tentang Hukum Laut, dan berjanji untuk menekan setiap upaya menantang integritas teritorialnya.
Rusia telah menempatkan sistem rudal Pantsir-S dan batalyon artileri anti-pesawat ke Krimea, menurut layanan pers Distrik Militer Selatan Rusia.
“Sistem pertahanan udara [Pantsir-S] terbaru telah memasuki layanan di antara unit rudal anti-pesawat dari Distrik Militer Selatan yang dikerahkan ke Krimea sebagai bagian dari program untuk melengkapi kembali pasukan di distrik”, kata layanan pers.
Penempatan tersebut terjadi setelah latihan perang Pantsir-S di situs uji Kapustin Yar, mengikuti batalyon keempat sistem rudal S-400 yang dimasukkan ke dalam dinas aktif di kota Krimea Dzhankoy dekat perbatasan dengan Ukraina.
Awal pekan ini, baterai S-400 dikerahkan di dekat kota Krimea, Feodosia, Sevastopol, dan Yevpatoria.
Penyebaran Pantsir-S dan S-400 dilakukan setelah 3 kapal Ukraina menyeberang secara ilegal ke perairan teritorial Rusia, mencoba memasuki Selat Kerch, pintu masuk ke Laut Azov, tanpa izin Rusia.
Kapal-kapal tersebut disita oleh Rusia setelah gagal menanggapi perintah untuk berhenti dan kru mereka telah ditahan. Sistem Pantsir-S menawarkan teknologi pertahanan udara terbaru, menggunakan radar AESA untuk akuisisi dan pelacakan target.
Sistem ini dipersenjatai dengan sepasang meriam otomatis berlaras ganda 2AQ38M 30 mm dan hingga 12 rudal permukaan-ke-udara 57Eb-E yang mampu mencapai sasaran hingga 20 kilometer jauhnya dan di ketinggian hingga 15 kilometer.
Kami sangat menghargai pendapat anda. Bagaimanakah pendapat anda mengenai masalah ini? Tuliskanlah komentar anda di form komentar di bagian bawah halaman ini.