Perdana Menteri Republik Kosovo, Ramush Haradinaj, menyatakan bahwa pembangunan pasukan militer mereka ditujukan untuk dikirimkan ke Irak dan Afghanistan. Pernyataan ini membantah tuduhan bahwa pembangunan militer ditujukan untuk mengancam Serbia.
“Kami tidak akan menciptakan pasukan untuk wilayah utara (yang didominasi penduduk Serbia), itu adalah kebohongan murni. Tentara kami akan bertugas di Afghanistan dan Irak untuk membantu perdamaian dunia,” kata Haradinaj, seperti dikutip oleh koran Gazeta Express.
Pada bulan Oktober, parlemen di Kosovo memilih untuk mengubah mandat dari Pasukan Keamanan Kosovo (KSF). Tentara nasional negara itu akan secara resmi didirikan pada 14 Desember 2018.
Tentara Kosovo akan dilaporkan terdiri dari 5.000 tentara aktif dan 3.000 pasukan cadangan, dan akan menerima 300 juta euro atau sekitar Rp4,9 triliun selama tiga tahun untuk melengkapi dan melatih pasukannya.
Pristina (ibukota Kosovo) saat ini tidak memiliki pasukan sendiri karena Beograd secara aktif menentang rencana tersebut dengan mengutip Resolusi Dewan Keamanan PBB 1244 tentang penyelesaian di Kosovo dan Metohija.
Kosovo memproklamirkan kemerdekaannya dari Serbia pada tahun 2008 dan diakui oleh lebih dari 100 negara. Namun Serbia terus menganggap Kosovo sebagai wilayahnya.
Kami sangat menghargai pendapat anda. Bagaimanakah pendapat anda mengenai masalah ini? Tuliskanlah komentar anda di form komentar di bagian bawah halaman ini.