Militer.or.id – Semua adil dalam urusan cinta dan perang, atau pun ketika Anda ingin melakukan sedikit menakut-nakuti. Reuters telah membunyikan alarmnya pada upaya Iran untuk meningkatkan jangkauan misilnya, sementara mereka benar-benar meleset mengenai rudal apa yang dimaksud.
Sebuah kisah yang disiarkan oleh kantor berita Reuters dihari Rabu mengutip Brigadir Jenderal Iran Aziz Nasirzadeh yang mengatakan: “Salah satu program terpenting kami adalah meningkatkan jangkauan rudal dan amunisi” dan “Kami tidak melihat batasan untuk diri kami sendiri di bidang ini”.
Kedengaran menakutkan bukan? Ya, tentu saja, karena, tambah Reuters, militer Iran mengatakan bahwa jangkauan rudal mereka adalah 2.000 km dan itu cukup untuk menargetkan “pangkalan militer AS di Afghanistan, Uni Emirat Arab, Qatar, ditambah kapal induk AS di Teluk”. Ini jelas menakutkan bahwa AS menganggap itu alasan yang bagus untuk menarik diri dari perjanjian nuklir 2015 dengan Iran.
Menurut analisis Ria Novosti, satu-satunya masalah dengan lompatan logika ini adalah bahwa Jenderal Nasirzadeh yang disebut oleh Reuters itu adalah Kepala Staf Angkatan Udara Iran dan dia berbicara tentang rudal udara-ke-udara Iran (pada pernyataan yang sengaja dihilangkan oleh Reuters). Rudal udara-ke-udara ditembakkan oleh pesawat tempur, bukanlah untuk menyerang “pangkalan di Afghanistan ataupun kapal induk di Teluk”.
Dan kebetulan bahwa Angkatan Udara Iran bukanlah bagian yang paling menakutkan dari militernya. Sebagian besar armada udara Iran terdiri dari pesawat buatan AS, dan diterima negara itu ketika dipimpin oleh Shah yang bersahabat dengan Washington.
Iranian #Fakour 90 missile for #F14 #Tomcat pic.twitter.com/BUxVAsPSiV
— ParsKuru (@ParsKuru) May 6, 2018
Pencapaian besar tahun ini dalam hal persenjataan militer adalah bahwa sekarang Iran telah mampu memproduksi massal rudal udara-ke-udara jarak jauh Fakour-90.
Rudal itu adalah tiruan dari AIM-54 Phoenix buatan Amerika, dapat ditembakkan dari armada F-14 Tomcats buatan AS dan memiliki jangkauan operasional yang dilaporkan mencapai 150 km, dibandingkan dengan rudal asli yang memiliki jangkauan 190 km yang telah lama dipensiunkan bersama dengan platformnya lebih dari satu dekade lalu.
Kantor berita Iran, Fars News, mengutip pernyataan Jenderal Nasirzadeh.
“Hari ini, kami telah meningkatkan jangkauan rudal udara-ke-udara kami. Oleh karena itu, salah satu rencana terpenting kami adalah meningkatkan jangkauan rudal dan amunisi. Kami mengejar rudal dan amunisi Beyond-Visual-Range (BVR) dan mempertimbangkan tidak ada batasan dalam hal ini untuk diri kami sendiri karena Angkatan Udara harus meningkatkan kekuatan pencegahan bersama dengan Angkatan Bersenjata lainnya”, kata Jenderal Nasirzadeh.
Tentu, Iran pun memang mengembangkan rudal balistik dan berusaha meningkatkan jangkauan mereka. Namun pernyataan-pernyataan Jenderal Nasirzadeh tidak relevan dengan pelintiran Reuters ini. Hampir sehari setelah berita itu dipublikasikan, cerita menyesatkan dari Reuters pun tidak dikoreksi.
Kami sangat menghargai pendapat anda. Bagaimanakah pendapat anda mengenai masalah ini? Tuliskanlah komentar anda di form komentar di bagian bawah halaman ini.