Amerika Serikat secara terbuka mendesak Rusia untuk menghancurkan rudal Novator 9M729 yang dinilai telah melanggar perjanjian Intermediate-Range Nuclear Forces (INF).
Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat untuk Arms Control and International Security Andrea Thompson mengatakan rudal 9M792 yang oleh NATO disebut SSC-8 telah terbukti melanggar batasan yang diberlakukan dalam INF tahun 1987, yang melarang semua rudal berbasis darat dengan jangkauan antara 500 dan 5.500 kilometer.
“SSC-8 memiliki jangkauan yang tidak sesuai, jadi Anda [Rusia] harus menyingkirkan sistem, menyingkirkan peluncur atau mengubah sistem agar tidak melebihi jangkauan,” katanya kepada wartawan.
“Dan hanya dengan begitu mereka dapat diverifikasi. Tetapi sekali lagi, kami menegaskan kembali, bola ada di pihak Rusia. Kami tidak bisa melakukan itu untuk mereka, mereka harus mengambil inisiatif itu.”
Menurut Thompson, Amerika Serikat telah memberi tahu Rusia tentang langkah-langkah yang diharapkan dari Moskow.
“Ada serangkaian langkah berikutnya yang telah kami jelaskan dan Rusia tahu apa itu, dan kami juga melakukannya. Ini bagian dari ketentuan perjanjian ketika kami menandatangani INF. Kami punya proses antar-lembaga mengambil langkah selanjutnya ,” katanya.
Menurut pejabat itu, pemerintah Amerika sedang mempertimbangkan sejumlah skenario. Salah satunya adalah inspeksi Rusia terhadap sistem Aegis Ashore Amerika dan kemungkinan modifikasi mereka sehingga tidak bisa menembakkan rudal Tomahawk.
Rusia, pada gilirannya, dapat mengizinkan Amerika melakukan inspeksi pada rudal jelajah 9M729 dan mungkin melakukan modifikasi sehingga jangkauannya akan lebih terbatas.
Novator 9M729, yang dianggap Amerika sebagai versi jarak jauh dari sistem berbasis darat 9M728 Iskander-M yang akan memungkinkan Rusia untuk meluncurkan serangan nuklir di negara-negara NATO dalam waktu yang sangat singkat.
Rudal ini diperkirakan memiliki kemampuan serang pada jarak antara 300 mil dan 3.400 mil yang jika benar memang berada di bawah perjanjian INF yang melarang seluruh kelas rudal jarak menengah.
Rudal ini dibuat dengan skema aerodinamis normal dengan sayap dilipat di dalam tubuh rudal dalam posisi transportasi. Rudal dilengkapi dengan propelan padat yang menyala setelah peluncuran. Sistem kontrol dan panduan rudal jelajah diduga menggunakan sistem kontrol inersia (autopilot) dengan sensor Doppler dan sistem navigasi satelit GLONASS dan GPS. Pada tahap akhir mungkin menggunakan radar homing aktif.
Ada spekulasi bahwa rudal itu adalah opsi permukaan CBRC X-101 dengan jangkauan lebih dari 5.500 km (sekitar 3.000 nm).
Kami sangat menghargai pendapat anda. Bagaimanakah pendapat anda mengenai masalah ini? Tuliskanlah komentar anda di form komentar di bagian bawah halaman ini.