Permintaan Marinir Indonesia (Korps Marinir) untuk secara resmi menarik diri dari akuisisi lebih lanjut dar APC Amfibi, BTR-4 8×8 Ukraina, semakin dekat untuk disetujui pemerintah Indonesia, dan Korps Marinir telah memilih platform BT-3F Amphibious Tracked Rusia, sebagai kandidat terdepan dalam program penggantian lapis baja yang sudah tua.
Sumber dari Angkatan Laut Indonesia atau TNI AL mengatakan kepada Jane.com pada tanggal 14 Agustus, bahwa sebagai bagian dari proses uji tuntas untuk memilih penggantinya, Komandan Korps Marinir Mayjen Bambang Suswantono, bersama sebuah delegasi perwira senior dari Layanan tersebut, akan tiba di Rusia pada minggu mulai 21 Agustus untuk menyaksikan demonstrasi BT-3F di dekat Moskow.
Mayor Jenderal Bambang juga akan berpartisipasi dalam Army 2017 military-technical forum, sebagai bagian dari kunjungannya, dan akan mengunjungi Concern Tractor Plants, pengembang dari peralatan industri berat Rusia yang merancang BT-3F. Korps Marinir merupakan layanan di bawah struktur komando TNI-AL.
Komisi Pertahanan, DPR RI sebelumnya telah menyetujui dana sejumlah USD 95 juta di bawah anggaran pertahanan 2017, untuk mengganti APC BTR-50PK yang sudah tua dengan BTR-4. Persetujuan ini diberikan sebagai lanjutan dari pembelian batch awal, lima APC BTR-4 yang dipesan oleh Kementerian Pertahanan (MoD) dari industri pertahanan Ukraina, UkrOboronProm pada bulan Februari 2014, dirilis Janes.com, 13/8/2017.
Kendaraan tempur amfibi BT-3F didasarkan pada sasis rantai dan dilengkapi dengan lambung lapis baja. Kendaraan ini memiliki panjang 7 meter, lebar 3,3 meter dan tinggi 3 meter, dengan berat tempur kotor 18,5 ton.
BT-3F diawaki oleh tiga orang dan bisa mengangkut 14 tentara. Pengemudi duduk di tengah lambung tank, sementara komandan dan asisten komandan duduk di kursi yang ditempatkan di kedua sisi pengemudi.
Kru masuk atau meninggalkan kendaraan melalui atap tunggal. Kompartemen pasukan memiliki dua pintu samping di bagian belakang, dan dua atap yang dipasang hatches untuk memberi masuk dan keluar bagi prajurit yang diangkut.
RCWS DPV-T 185 kg dipersenjatai dengan senapan mesin Kalajinov TMT 7.62mm x 54mm, yang terpasang di atap kendaraan untuk menghadapi target berbasis darat yang tetap dan bergerak.
Sistem senjata juga dilengkapi dengan pencitraan televisi / inframerah dan pengintai jarak jauh, pengawasan dan akuisisi target.
Turret dioperasikan oleh kru dengan menggunakan unit kontrol yang terletak di dalam kendaraan. Informasi lokasi target disimpan dalam komputer balistik terpadu, yang menjamin kinerja tinggi dan efisiensi penembakan.
Kendaraan lapis baja BT-3F dapat opsional dilengkapi dengan senapan mesin berat 14,5mm.
Kendaraan lapis baja BT-3F memberikan perlindungan balistik sampai ke STANAG 4569 Level 4 untuk penghuninya terhadap amunisi 14.5mm x 114mm armour piercing ammunition.
Kendaraan ini dirancang untuk transportasi infanteri, amunisi, peralatan dan mesin ke medan perang.
Tiga peluncur granat asap 40mm disediakan di atas kendaraan untuk memastikan survivabilitas kru di medan perang.