Pemerintah Tiongkok telah memastikan kepada pemerintah Filipina bahwa Beijing tidak akan menduduki teritorial atau wilayah-wilayah baru di Laut Tiongkok Selatan (LTS). Kesepakatan itu diambil di bawah aturan status quo yang baru, menyusul upaya kedua negara untuk memperkuat hubungan bilateral.
Dikatakan oleh Menteri Pertahanan Filipina, Delfin Lorenzana, dalam sebuah sesi dengar pendapat dengan Kongres pada Selasa (15/8), Beijing dan Manila telah mencapai sebuah “modus vivendi” atau sebuah cara untuk bersatu terkait sengketa LTS. Aturan-aturan baru yang disepakati kedua belah pihak, diantaranya larangan menduduki pulau-pulau yang ada di LTS.
“Sekarang ini ada status quo bahwa apa yang terjadi di LTS akan dimediasi oleh kementerian luar negeri kedua negara. Pemerintah Tiongkok tidak akan menduduki wilayah-wilayah baru di LTS atau pun membangun fasilitas di Scarborough Shoal di LTS. Akan terjadi hal yang sangat serius jika pemerintah Tiongkok melanggar kesepakatan ini,” kata menlu Lorenzana.
Kesepakatan yang dibuat oleh pemerintah Filipina dengan Tiongkok soal LTS, tak pelak mengkhianati sekutu-nya Amerika Serikat (AS). Pertimbangan Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, adalah demi kepentingan bisnis dan investasi dengan Tiongkok serta menghindari tumpang-tindih kedaulatan wilayah LTS yang membayang-bayangi kepemimpinannya.
Taiwan Siaga
Masih soal sengketa teritorial, pada saat bersamaan Angkatan Bersenjata Taiwan bersiaga menyusul dilakukannya latihan militer oleh Angkatan Udara Tiongkok selama tiga hari berturut-turut. Sampai sekarang Beijing mengklaim Taiwan, yang berstatus daerah otonomi khusus, merupakan bagian tak terpisahkan dari Tiongkok.
Menurut Kementerian Pertahanan Tiongkok pada Selasa, dalam latihan militer itu Angkatan Udara Tiongkok melakukan latihan terbang yang meliputi lintas patroli melewati Selat Bashi, sebuah wilayah perairan yang terletak diantara Filipina dan Taiwan, serta menuju ke Pulau Miyako, yang berada di wilayah perbatasan utara Taiwan dan Jepang. Juru bicara Kementerian Pertahanan Taiwan, Chen Chung-ji, mengatakan pesawat tempur Tiongkok sudah berkali-kali memasuki zona pertahanan udara Taiwan, setiap kali mereka lakukan latihan militer.
“Angkatan Udara dan Angkatan Laut kami bersiaga penuh untuk mencegah mereka mengganggu teritorial perairan kami atau memusuhi kami. Kami telah berpengalaman dan kami melakukan ini demi menjamin keamanan warga negara kami. Namun kami tentu saja akan mengambil sejumlah langkah untuk menghindari munculnya ketegangan yang berujung pada konflik,” kata Chen.
Pemerintah Tiongkok belum memberikan pernyataan terkait latihan militer ini, yang selalu digambarkan oleh Beijing sebagai latihan rutin. Latihan militer ini merupakan yang terbaru yang dilakukan Beijing di dekat wilayah Taiwan dan Jepang dalam beberapa pekan terakhir.
Pemerintah Tiongkok telah berulang kali menegaskan kepemilikannya atas wilayah LTS dan Laut Tiongkok Timur (LTT). Saat yang sama, Beijing pun tak dapat menutupi kekhawatirannya terhadap kondisi politik dan keamanan di Taiwan, yang ditakutkan akan melepaskan diri dari Tiongkok dan menyatakan sebagai negara berdaulat.
Beijing tidak pernah ragu mengerahkan kekuatan militernya untuk mengendalikan Taiwan dan memperingatkan bahwa setiap gerakan untuk menuntut kemerdekaan akan ditindak dengan kekuatan militer.
Sumber : Koran Jakarta