Militer.or.id – Waspadai Pergerakan ISIS di Indonesia.
Medan – Pangdam I/BB Mayjen TNI Cucu Somantri menghimbau masyarakat untuk mewaspadai pergerakan jaringan ISIS di Tanah Air karena ancaman bagi bangsa Indonesia.
“Tujuan ISIS dan afiliasinya mengacaukan suatu negara untuk merebut sumber daya alam antara lain pangan dan energi” ujar Mayjen TNI Mayjen TNI Cucu Somantri dalam sambutannya pada diskusi kelompok terarah pada Jumat 18-8-2017 di Makodam I/BB, Medan, Sumatera Utara.
Pangdam I/BB mengatakan Indonesia menjadi salah satu tujuan kelompok radikal sebab negara Indonesia mempunyai kekayaan yang melimpah mulai dari pangan sampai energi.
“Perang terhadap ISIS tidak hanya dilaksanakan oleh aparat TNI maupun Polri, tetapi seluruh rakyat harus turut memeranginya,” ujar Mayjen TNI Cucu Somantri.
Mayjen TNI Cucu Somantri mengatakan salah satu usaha kelompok radikal ISIS adalah melemahkan bangsa dengan cara memecah belah rakyat.
“Kita berharap semoga pertemuan ini dapat dijadikan sebagai wahana untuk mempersiapkan satuan komando kewilayahan jajaran Kodam I/BB untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap jaringan ISIS yang ada di Indonesia,” ujar jenderal bintang dua itu.
Mayjen TNI Cucu Somantri menyebutkan masalah ISIS bukan semata masalah agama, melainkan agama dibuat sebagai alat untuk mewujudkan keinginan mereka.
Pada kesempatan yang sama, Kapuslitbang Strahan Balitbang Kementerian Pertahanan Laksma TNI Agus Rustandi mengatakan penduduk Indonesia mayoritas beragama Islam sehingga perlu ada antisipasi terhadap paham radikal yang dipengaruhi oleh ISIS.
Menurut Laksma TNI Agus Rustandi, masyarakat yang tidak kurang pendidikan dan lemah secara ekonomi sangat rentan terpengaruh aliran radikal tersebut.
“Oleh sebab itu, kita sebagai institusi pemerintah bersama-sama menjaga kedaulatan NKRI dari gerakan radikal ISIS yang dapat merongrong persatuan dan kesatuan bangsa, serta keutuhan NKRI,” ujar Laksma TNI Agus Rustandi Agus.
Diskusi kelompok terarah yang digelar Litbang Kemenhan bertema “Pemetaan jaringan ISIS Indonesia,” diikuti 18 orang peserta yang terdiri dari aparat pemerintah dan tokoh agama. Dirilis Antara 18-8-2017.