Militer.or.id – Masoud Barzani Klaim Kemenangan Suara ‘Ya’ di Referendum Kurdistan.
Baghdad/Erbil – Pemimpin Kurdi Irak Masoud Barzani mengatakan pada Selasa 26-9-2017 bahwa warga Kurdi memilih “ya” dalam referendum kemerdekaan meski mendapat tentangan dari pemerintah di Baghdad serta memicu kemarahan negara tetangga dan Amerika Serikat.
Usai referendum, orang-orang turun ke jalan-jalan di Kurdistan untuk merayakan hasil referendum kemerdekaan. Hasil awal yang dirilis pada hari Rabu, 27/9/2017 mengungkapkan bahwa 92,73 persen pemilih mendukung kemerdekaan.
Di ibukota Erbil, orang-orang berkumpul di depan benteng, melambai-lambaikan bendera Kurdistan dan meneriakkan Kurdistan, long live Kurdistan, ujar laporan rudaw.net, 28/9/2017.
#BREAKING: Kurdistan President Masoud Barzani claims victory for ‘yes’ vote in independence referendum pic.twitter.com/d0pB7UVMOL
— Rudaw English (@RudawEnglish) September 26, 2017
Suku Kurdi, yang memerintah wilayah swatantra di Irak sejak serbuan pimpinan AS pada tahun 2003, yang menggulingkan Saddam Hussein, menggelar referendum pada Senin 25-9-2017 untuk menciptakan langkah bersejarah guna menentukan nasib mereka.
Irak menganggap pemungutan suara itu melanggar hukum, terutama sebab diadakan tidak hanya di wilayah Kurdi, namun juga di wilayah sengketa, yang dikendalikan Kurdi di daerah lain di Irak utara.
Amerika Serikat, negara besar Eropa dan tetangganya, Turki dan Iran, sangat menentang keputusan menggelar referendum itu, yang mereka anggap merusak keseimbangan kawasan sebab pada waktu bersamaan, semua pihak masih berusaha melawan ISIS.
Dalam pidato di saluran televisi, Masoud Barzani mengatakan bahwa suara “ya” sudah memenangkan referendum dan Masoud Barzani meminta pemerintah pusat Irak di Baghdad untuk terlibat dalam “pembicaraan serius” dan bukannya mengancam Pemerintah Daerah Kurdi dengan penjatuhan sanksi.
Pemerintah Irak sebelumnya menolak melakukan pembicaraan mengenai kemerdekaan Kurdi dan Turki mengancam akan memberlakukan blokade.
“Kami mungkin akan menghadapi kesulitan tetapi kami akan dapat mengatasinya,” kata Masoud Barzani. Ia menyerukan kepada kekuatan dunia untuk menghormati kehendak jutaan warga Kurdi yang telah memberikan suara dalam referendum.
Sebelumnya, saluran Televisi Kurdi, Rude, mengatakan bahwa suara kebanyakan, kemungkinan lebih dari 90 persen, sudah memilih “ya”. Hasil akhir diperkirakan sudah dapat dipastikan pada Rabu 27-9-2017.
Perayaan berlanjut sampai dini hari pada Selasa 26-9-2017 di Erbil, ibukota wilayah Kurdi, yang disemarakkan oleh kembang api dan dihiasi dengan kibaran bendera merah-putih-hijau kepunyaan Kurdi.
Di negara tetangganya, Iran, ribuan warga Kurdi bergerak untuk mennyokong referendum, tantangan ditunjukkan oleh Teheran dengan mengerahkan jet tempur yang terbang di daerah mereka.
Referendum telah memicu kekhawatiran akan timbulnya kemelut baru di kawasan. Turki, yang sudah memerangi pemberontakan Kurdi di dalam wilayah perbatasannya selama beberapa dasawarsa, mengulangi ancaman ekonominya dan pembalasan aksi militer.
Masoud Barzani mengatakan bahwa hasil pemungutan suara tidak mengikat, namun dimaksudkan untuk memberikan mandat guna diadakan perundingan perdamaian terkait kemerdekaan Kurdi dengan Baghdad dan negara tetangga lain. (Antara/Reuters/Rudaw.net).