Militer.or.id – Pengerahan Aset Militer AS di Korsel akan Dimulai Akhir Tahun Ini.
AS akan mulai memperluas penyebaran aset militernya di seputar Semenanjung Korea paling cepat akhir tahun ini. Penasihat Keamanan Nasional Chung Eui-yong menyatakan dirinya telah menerima janji AS tersebut.
Dalam pertemuan antara Presiden Moon Jae-in dan para pemimpin dari 4 partai utama, Chung menyampaikan harapannya untuk meningkatkan kemampuan pertahanan Korea Selatan. Disamping itu, Chung memperkirakan akan ada kemungkinan terjadinya provokasi tambahan dari Korea Utara pada hari peringatan berdirinya Partai Buruh Korea Utara yang jatuh pada tgl. 10 Oktober, dan tgl. 18 Oktober saat Kongres Nasional Partai Komunis Cina berlangsung.
Terkait pernyataan penasihat Chung, perhatian tertuju pada jenis senjata strategis yang akan ditempatkan oleh AS.
Melihat tanggapan komprehensif dari militer dan pemerintah, maka jet tempur stealth F-22 dan F-35B, serta rudal Patriot mungkin akan ditambahkan pada kekuatan militer yang sudah ada, meliputi jet tempur F-16 dan kekuatan militer berotasi yang terfokus pada pasukan kavaleri.
Jet tempur F-22 dan F-35B mampu terbang ke wilayah udara Korea Utara hanya dalam 10 menit dari lokasi pasukan militer AS di Osan, Korea Selatan. Lebih jauh, jet tempur itu bisa melakukan operasi dengan menghindari jaringan pertahanan rudal balistik darat ke udara yang terkumpul di sekitar Pyongyang. Jika jet tempur itu terbang di malam hari, dimana radar rudal balistik tidak dapat beroperasi, maka Korea Utara tidak akan berdaya.
Kemungkinan lain adalah, AS akan meningkatkan pengerahan senjata strategis utama, seperti pesawat pengebom B-1B, kapal selam nuklir dan kapal induk.
Akhir-akhir ini, AS mengubah cara pengerahan senjata strategis agar Korea Utara dapat merasakan langsung ancaman. Untuk itu, penyebaran aset militer itu akan dilakukan dari waktu ke waktu, dan pada waktu jaringan pertahanan Korea Utara cukup rentan. Sepertinya penerbangan pesawat tempur B-1B antara tgl. 23 malam hingga tgl. 24 September pagi di perairan Laut Timur Korea Utara di wilayah terbang internasional tidak terdeteksi radar Korut. Korea Utara kemudian mengetahuinya setelah AS merilis jejak penerbangan.
Kementerian Pertahanan Korea Selatan menyatakan cara dan proses penyebaran aset militer itu akan dibahas secara detail dalam pertemuan Komite Militer Antara Korea Selatan dan AS serta pertemuan Dewan Keamanan bilateral yang akan berlangsung di Seoul pada bulan depan.
Sumber : KBS