Militer.or.id – Operasi Bomber B-1B Lancer, Pesan AS untuk Korea Utara.
Armada pesawat pengebom B-1B Amerika Serikat dinyatakan terbang hingga bagian depan daerah Shinpo, Korea Utara pada tanggal 23 September malam.
Rombongan bomber B-1B terbang lebih jauh daripada yang diinformasikan sebelumnya, ujar KBS.co.kr, 29/9/2017.
Pada awalnya tujuan penerbangan bomber B-1B di bagian utara adalah laut di depan Wonsan, Provinsi Gangwon, 60 kilometer dari perbatasan Korea Utara. Namun B-1B Lancer terbang lebih jauh 100 kilometer ke arah utara.
Menurut beberapa sumber berita, armada bomber B-1B maju hingga ke laut depan Shinpo yang merupakan pangkalan kapal selam yang menjadi inti kekuatan militer Korea Utara.
Menurut otoritas militer Korea Utara, daerah Shinpo merupakan lokasi pengembangan rudal balistik berbasis kapal selam, dan pembuatan kapal selam baru. Shinpo juga dekat dengan lokasi uji coba nuklir Pungge-ri yang dipakai untuk 6 kali uji coba nuklir Korea Utara
Penerbangan B-1B ke arah utara kali ini dianalisis memaksimalkan efek demonstrasi kekuatan militer terhadap Korea Utara sekaligus memberikan peringatan kepada pemerintahan Kim Jong-un.
Pada tanggal 23/9/2017 Juru Bicara Kepala Pentagon Dana W. White mengatakan pembom Lancer B-1B dari dari Guam, bersama dengan pesawat tempur F-15C Eagle Angkatan Udara AS yang mengantar dari Okinawa, Jepang, terbang di wilayah udara internasional melintasi perairan timur Korea Utara.
Penerbangan ini adalah bagian terjauh dari Zona Demiliterisasi (DMZ) pesawat tempur AS atau pesawat pembom manapun yang telah terbang di lepas pantai Korea Utara pada abad ke-21, yang menggarisbawahi keseriusan AS dalam menanggapi tindakan Korea Utara.
Misi ini adalah demonstrasi tekad AS dan sebuah pesan yang jelas bahwa Presiden memiliki banyak pilihan militer untuk mengalahkan ancaman apapun. Program senjata Korea Utara merupakan ancaman serius bagi kawasan Asia Pasifik dan seluruh masyarakat internasional. Kami siap untuk menggunakan seluruh kemampuan militer untuk mempertahankan tanah air AS dan sekutu kami, ujar Dana W. White yang dirilis defense.gov.