Militer.or.id – Pemrotes Bakar Konsulat Iran di Basra Irak.
Baghdad, Irak, Militer.or.id – Puluhan demonstran pada Jumat 7-9-2018 menyerbu Konsulat Iran di Kota Basra, Irak Selatan, dan membakar gedung tersebut, kata satu sumber keamanan, dirilis Antara, pada 8-9-2018.
Pegawai Iran telah meninggalkan gedung itu dan pergi ke tempat aman sebelum serangan, kata sumber tersebut yang tak ingin disebutkan jatidirinya. Demonstran juga bergerak ke arah Konsulat AS, tapi gagal akibat langkah pengamanan yang ditingkatkan, kata sumber itu.
Pemrotes juga meneyrang markas kelompok Asa’ib Ahl Al-Haq, yang didukung Iran, dan membakar gedungnya di Daerah Bareiha di Basra Tengah, demikian laporan Xinhua, yang dipantau Antara pada Sabtu siang 8-9-2018.di Jakarta. Tindakan itu menyulut balasan sengit dari petempur kelompok tersebut, kata sumber itu.
Asa’ib Ahl Al-Haq, atau Liga Rakyat Kebenaran, adalah bagian dari brigade Hashd Shaabi. Kelompok tersebut diduga didanai, dilatih dan dipersenjatai oleh Pasukan Al-Quds, Iran, selama pendudukan AS atas Irak dan belakangan menjadi sekutu pemerintah pimpinan Syiah.
Beberapa saksi mata lokal mengatakan demonstran membakar gerbang Kompleks Istana Presiden di pinggir kota itu, yang meliputi beberapa rumah pejabat senior lokal dan beberapa pangkalan brigade paramiliter Hashd Shaabi.
Sementara itu, Qais Al-Khaz’ali, Kepala Kelompok Asa’ib Ahl Al-Haq, mengancam akan “turun tangan dengan keras” jika “keadaan mencapai tingkat yang mengancam keberadaan negara”. “Membakar markas Asa’ib Ahl Al-Haq dan beberapa partai di Basra bermotif politik dan memiliki hubungan dengan pergolakan kekuasaan di Irak,” kata Al-Khaz’ali dalam satu wawancara dengan stasiun televisi lokal.
Demonstrasi tersebut adalah bagian dari protes berhari-hari di daerah penghasil minyak Provinsi Basra di Irak Selatan. Selama protes itu, ratusan demonstran yang marah membakar gedung pemerintah provinsi dan kantor partai politik utama serta markas beberapa milisi Syiah dalam protes atas korupsi yang tersebar luas dan pencemaran air di provinsi tersebut.
Basra, Ibu Kota Provinsi dengan nama yang sama, telah lama menyaksikan keluhan di kalangan lebih dari 2 juta warganya mengenai ambruknya prasarana, pemadaman listrik dan korupsi. Pasokan air di provinsi itu juga dikecam banyak pihak karena tingginya kadar garam, dan ribuan warga telah dirawat di rumah sakit.
Pemrotes juga menuduh partai politik yang berpengaruh berada di belakang korupsi yang tersebar luas, yang mengarah kepada tingginya angka pengangguran dan kegagalan dalam pemulihan pasokan air, listrik dan layanan dasar lain.