Di tengah kekhawatiran meningkatnya aktivitas kapal selam Rusia dan China, Angkatan Laut Amerika menginginkan memiliki armada kapal selam agresor untuk meningkatkan kemampuan tempur bawah laut mereka.
Vice Admiral Charles Richards dari Angkatan Laut Amerika dalam sambutannya pada konferensi tahunan Naval Submarine League 7 November 2018 mengatakan US Navy membutuhkan pelatihan yang intensif untuk mempercepat peningkatan kemampuan yang tergerus akibat puluhan tahun tidak lagi fokus pada perang kapal selam.
“Kami telah merestrukturisasi dan mengembalikan periode pelatihan serangan cepat untuk memastikan bahwa kami siap untuk pertarungan kelas atas, ” kata Richards sebagaimana dikutip War Zone Jumat 9 November 2018.
Untuk meningkatkan kemampuan ini, menurut Richards, US Navy membutuhkan lawan latih yang tangguh untuk melakukan simulasi pertempuran bawah laut. Hal inilah yang mendorong perlunya unit agresor yang akan berperan sebagai musuh.
Konsep ini telah diterapkan di Angkatan Udara Amerika ataupun penerbangan Angkatan Laut Amerika yang secara khusus memiliki skuadron agresor yang diisi oleh pilot-pilot senior. Tugas mereka mensimulasikan lawan yang akan menguji kemampuan pilot Amerika. Namun skuad agresor di USAF ini mulai dihilangkan dan peran tersebut diserahkan ke swasta.
Richards menginginkan skuadron agresor kapal selam yang terdiri dari petugas aktif dan pelaut cadangan, serta kontraktor sipil.
“Kami mengambil apa yang dilakukan penerbangan angkatan laut dan kami membentuk skuadron agresor dengan tim yang akan menjadi ahli dalam menggunakan kemampuan potensial musuh kami dan kemudian mengaturnya untuk dapat berhadapan langsung dengan unit kami sehingga kami selalu berlatih melawan apa yang kami pikir adalah simulasi tertinggi yang menggambarkan apa yang akan mereka hadapi dalam pertempuran sebenarnya, ”kata Richards.
Sayangnya, rencana tersebut akan jauh lebih sulit dan mahal dibandingkan membangun skuadron agresor jet tempur. Hingga keinginan tersebut bahkan belum masuk dalam rencana resmi US Navy.
Hal ini cukup masuk akal, karena komunitas kapal selam Angkatan Laut Amerika sendiri masih menghadapi kesulitan dalam memenuhi persyaratan operasionalnya di tengah-tengah pemeliharaan besar-besaran. Hal ini menjadikan banyak kapal selam serangan tidak bisa kembali ke layanan sesuai jadwal.
Kapal selam Kelas Los Angeles USS Boise, adalah contoh jelas. Kapal selam ini sudah tidak aktif selama lebih dari dua tahun dan diperkirakan baru akan kembali ke laut pada 2019.
Kami sangat menghargai pendapat anda. Bagaimanakah pendapat anda mengenai masalah ini? Tuliskanlah komentar anda di form komentar di bagian bawah halaman ini.