Militer.or.id – Setidaknya 13 negara telah menyatakan minatnya untuk membeli sistem rudal pertahanan uadara Rusia daripada platform yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan Amerika, meskipun hal tersebut dapat berpotensi memicu sanksi dari AS, menurut sejumlah sumber yang memiliki hubungan dengan intelijen AS.
Menurut CNBC, salah seorang sumber yang menolak disebutkan namanya, mengatakan bahwa Arab Saudi, Qatar, Aljazair, Maroko, Mesir, Vietnam dan Irak telah membahas pembelian sistem rudal pertahanan udara jarak jauh S-400 dari Rusia. Akan tetapi, AS yakin bahwa sebagian besar negara akan tunduk atas tekanan diplomatik.
S-400 adalah sistem rudal permukaan-ke-udara jarak jauh mobile, merupakan jawaban Kremlin untuk menandingi platform “Patriot dan THAAD” Amerika Serikat. Lockheed Martin membuat sistem THAAD sementara Raytheon membuat Patriot.
Pentagon telah menunda membahas sejumlah pertanyaan tentang kisah ini ke Gedung Putih, karena tidak mau berkomentar.
Setiap sanksi ekonomi atau politik potensial akan datang dibawah CAATSA yang diteken Presiden Donald Trump pada bulan Agustus 2017. Pada bulan September, AS memberi sanksi pada China karena membeli jet tempur Su-35 dan rudal dari Rusia.
Sementara itu, China, India dan Turki pun telah menandatangani perjanjian pembelian dengan Kremlin. China, yang terlibat perang dagang dengan AS, kini tengah menerima pengiriman terakhir sistem S-400. India yang merupakan pembeli senjata utama Rusia, menandatangani perjanjian dengan Moskow untuk pengadaan S-400 bulan lalu. Turki, sekutu NATO, bahkan dijadwalkan untuk menerima S-400 tahun depan dan diharapkan memiliki sistem yang siap digunakan pada tahun 2020.
Ketika ditanya mengapa ada begitu banyak negara berusaha membeli S-400 daripada sistem Patriot atau THAAD buatan Amerika Serikat, salah satu narasumber yang punya informasi tentang laporan intelijen AS pun menjelaskan bahwa militer asing tidak mau mengikuti rumitnya prosedur pembelian senjata dari pemerintah AS.
“Banyak dari negara-negara ini tak ingin menunggu hambatan regulasi AS”, kata narasumber. “S-400 memiliki lebih sedikit batasan ekspor dan Kremlin bersedia untuk mempercepat penjualan seolah-olah itu telah tersedia di rak”, tambah sumber itu.
Selain itu, meski tidak dijelaskan berapa banyak negara yang bersedia untuk membeli sistem Patriot maupun THAAD buatan AS, persenjataan buatan Rusia pada umumnya dianggap lebih murah daripada senjata AS dan meski tanpa dukungan perawatan yang lebih luas.
Narasumber lainnya yang akrab dengan masalah tersebut mengatakan bahwa Moskow biasanya dapat memberikan sistem pertama dalam dua tahun setelah penandatanganan kontrak, singkatnya garis waktu yang kemungkinan tidak akan dapat dipenuhi oleh AS.
Sistem S-400 yang merupakan generasi penerus sistem rudal S-200 dan S-300, telah memulai debutnya dipanggung dunia pada tahun 2007. Dibandingkan dengan sistem SAM buatan AS, S-400 buatan Rusia ternyata mampu melibatkan lebih banyak target, memiliki jangkauan yang lebih panjang dan dapat digunakan melawan berbagai jenis ancaman secara bersamaan.
Dalam hal kemampuan, salah satu sumber mencatat bahwa meskipun tidak ada senjata yang sempurna, namun S-400 Rusia mampu mengungguli kemampuan sistem THAAD, sang permata pertahanan rudal Amerika Serikat.
“Tidak ada sistem pertahanan rudal AS lainnya yang mampu menandingi kemampuan S-400 untuk melindungi sebagian besar wilayah udara dalam jarak yang begitu jauh”, kata sumber itu.
S-400 bahkan dapat menargetkan sasaran pada altitude yang tinggi dan bernilai tinggi seperti pembom siluman, pesawat, rudal jelajah, amunisi berpemandu presisi, sejumlah rudal balistik taktis, tambah sumber itu. Sistem rudal buatan Rusia ini bahkan mampu bertahan melawan serangan pesawat udara tanpa awak (drone) yang digunakan oleh pemberontak Houthi untuk menghancurkan sebuah baterai Patriot UEA pada bulan Februari.
“Ini adalah aspek geopolitik dari penawaran sistem S-400 Rusia yang paling menarik”, kata Thomas Karako, direktur Proyek Pertahanan Rudal di Pusat Studi Strategis dan Internasional.
Karako pun menekankan bahwa terlepas dari banyak negara yang menginginkan sistem rudal permukaan-ke-udara buatan Rusia ini, S-400 belum terlihat dalam pertempuran, tidak seperti sistem pertahanan rudal Patriot Amerika yang telah teruji tempur.
Kami sangat menghargai pendapat anda. Bagaimanakah pendapat anda mengenai masalah ini? Tuliskanlah komentar anda di form komentar di bagian bawah halaman ini.