NATO dan Amerika Serikat telah meningkatkan tekanan mereka pada Rusia atas dugaan pelanggaran perjanjian INF. Apa yang diketahui tentang misil Rusia di tengah-tengah tuduhan itu?
Pada bulan Oktober, Presiden Amerika Donald Trump mengancam akan mundur dari Perjanjian Intermediate-Range Nuclear Forces (INF) 1987, yang melarang semua rudal berbasis darat dengan jangkauan antara 500 dan 5.500 kilometer.
Setelah KTT Menteri Luar Neger NATO di Brussels pada hari Selasa, aliansi militer tersebut mengikuti sikap Amerika dengan menuduh Rusia melanggar perjanjian INF. Washington mengultimatum Rusia 60 hari untuk mematuhi perjanjian itu. Jika tidak, Amerika akan meninggalkan perjanjian INF untuk selamanya.
Sengketa berpusat di sekitar sistem rudal 9M729 Novator, yang oleh NATO disebut sebagai SSC-8. Amerika baru-baru ini berbagi intelijennya pada sistem senjata tersebut dengan NATO. Meski tidak banyak informasi yang ada tentang rudal ini, tetapi juga tidak sepenuhnya rahasia. Ada beberapa hal yang bisa kita ketahui.
Bagaimana Semua ini Dimulai?
Pada akhir Juli 2014, The New York Times pertama kali memunculkan berita bahwa Washington memiliki kecurigaan Rusia melanggar perjanjian INF. Dikatakan bahwa presiden saat itu, Barack Obama, telah mengirim surat kepada Presiden Rusia, Vladimir Putin, tentang masalah itu.
Surat kabar itu mengklaim Rusia mulai menguji sistem rudal baru pada awal 2008. New York Times juga melaporkan pemerintahan Obama berharap untuk mencapai kompromi dengan Rusia dengan tidak secara terbuka menuduh mereka melanggar perjanjian INF.
Pada Selasa 4 Desember 2018, Departemen Luar Negeri Amerika mengatakan lima pembicaraan rahasia antara ahli senjata telah diadakan sejak tahun 2014 terkait sistem rudal tersebut. Namun klaim itu telah ditolak oleh Rusia.
Pemerintahan Trump kemudian mengumumkan sistem rudal baru Rusia yang diduga melanggar perjanjian INF tersebut. Pada 29 November, pejabat Dewan Keamanan Nasional Christopher Ford mengumumkan di Wilson Center Washington bahwa produsen rudal Rusia Novator telah menciptakan sistem senjata 9M729.
Novator, yang dimiliki oleh perusahaan senjata milik negara Rusia, Almas-Antei, di masa lalu mengembangkan rudal jelajah Kalibr yang diluncurkan laut Rusia, dan rudal nuklir canggih milik negara.
Bagaimana Sistem Rudal 9M729 Dikembangkan?
Hampir tidak ada rincian teknis tentang sistem rudal 9M729 dan perkembangannya. Direktur Intelijen Nasional Amerika Dan Coats adalah yang pertama memberikan spesifikasi teknis dari sistem persenjataan pada akhir November dengan mengatakan bahwa Rusia mulai mengembangkan rudal pada pertengahan 2000-an.
Novator dilaporkan ditugaskan menciptakan sistem senjata “yang sangat mirip” dengan sistem rudal yang sedang dikembangkan pada saat itu, seperti rudal mobile taktis Iskander, yang dapat membawa hulu ledak konvensional dan nuklir. Rudal balistik Iskander dan roket Kalibr yang dipandu bisa berfungsi sebagai model dasar untuk sistem persenjataan baru.
Coats mengatakan Rusia telah menjalankan program percobaan rudal yang rumit hingga 2015. Perjanjian INF memungkinkan sistem rudal jarak menengah dan panjang tertentu diuji di darat, asalkan mereka dirancang untuk digunakan di angkatan laut atau udara. Coats mengklaim Rusia menggunakan klausul INF ini untuk menyembunyikan tujuan sebenarnya dari sistem rudal 9M729.
9M729: Ancaman Langsung ke Eropa?
Otoritas Amerika belum menyebutkan kisaran resmi 9M729 tetapi mereka yakin roket itu melanggar ketentuan INF.
Steven Pifer, seorang ahli perlucutan senjata di Brookings Institution yang berbasis di Washington, berbagi pandangan ini. “Saya meragukan Rusia akan melanggar perjanjian hanya untuk mengembangkan rudal dengan jangkuan sedikit melebihi 500 kilometer,” kata Pifer kepada DW. “Menurut saya jangkauannya sekitar 2.000 kilometer tetapi itu hanya perkiraan.”
Washington percaya sistem rudal baru ini siap untuk ditempatkan. Pada bulan Februari 2017, The New York Times melaporkan unit-unit Rusia yang dilengkapi dengan sistem rudal baru ini beroperasi di area peluncuran roket Kapustin Yar Rusia dan lokasi pembangunan dekat Volgograd, dan di lokasi lain yang tidak disebutkan namanya.
Direktur Intelijen Nasional Amerika Dan Coats menegaskan bahwa beberapa unit telah terdeteksi, dan memperingatkan bahwa mereka menimbulkan ancaman langsung bagi sebagian besar Eropa dan sebagian Asia. Pengamat Amerika mengatakan bahwa roket-roket ini sangat mirip dengan sistem persenjataan yang ada: roket ini kompak, mudah dibawa, dan sulit dilacak.
Bagaimana Rusia Merespons?
Pada bulan Desember 2017, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, untuk pertama kalinya mengakui keberadaan sistem rudal 9M729. Namun dia mengatakan tidak ada sistem senjata yang melanggar ketentuan INF yang telah dikembangkan atau diuji.
Menanggapi tuduhan NATO ini baru-baru dan ultimatum 60 hari Amerika , Zakharova bersikeras bahwa Rusia memenuhi semua kewajiban kontraktual.
Kami sangat menghargai pendapat anda. Bagaimanakah pendapat anda mengenai masalah ini? Tuliskanlah komentar anda di form komentar di bagian bawah halaman ini.