Militer.or.id – Hizbullah Rebut Sebagian Besar Kantong ISIS di Perbatasan.
Beirut – Kelompok Hizbullah telah merebut sebagian besar daerah kantong kelompok ISIS di pinggir perbatasan Suriah-Lebanon dalam serangan gabungan dengan tentara Suriah, kata pemimpin kelompok itu pada Kamis 24-8-2017. Bersamaan dengan pertempuran tersebut, perundingan mengenai gencatan senjata telah dimulai dengan kelompok ISIS, tetapi kemenangan melalui serangan militer lebih mungkin terjadi, kata Sayyed Hassan Nasrallah dalam pernyataan di televisi.
Pasukan Suriah dan kelompok Hizbullah sokongan Iran sudah melaksanakan serangan untuk memaksa kelompok ISIS mundur dari wilayah Qalamoun, Suriah. Serangan tersebut dimulai pada minggu lalu, bersamaan dengan suatu serangan yang dilaksanakan oleh tentara Lebanon terhadap kelompok ISIS di pinggir perbatasannya di Lebanon Timur Laut.
Kedua serangan itu sudah mengalami kemajuan di wilayah perbatasan pada sasaran yang berbeda. Tentara Lebanon mengatakan bahwa pihaknya tidak melakukan koordinasi serangan dengan tentara Suriah atau kelompok Hizbullah, yang dianggap Washington sebagai kelompok teroris.
Setiap operasi gabungan antara tentara Lebanon di satu pihak dan kelompok Hizbullah dengan tentara Suriah di pihak lainnya akan menjadi suatu hal yang sensitif secara politis di Lebanon dan dapat mengancam kelangsungan pemberian bantuan militer AS yang cukup besar, yang diterima negara itu.
Pertarungan di perbatasan mendekati “kemenangan yang sangat besar”, kata Sayyed Hassan Nasrallah. “Sejauh ini, lebih dari 270 kilometer persegi wilayah sudah direbut kembali oleh Hizbullah dan tentara Suriah serta sepenuhnya di tangan Suriah” ujar Sayyed Hassan Nasrallah. “Sekitar 40 kilometer persegi masih berada di bawah kendali Daesh,” jelas Sayyed Hassan Nasrallah.
Kelompok Hizbullah sudah memainkan peran penting dalam memerangi pemberontak Suriah di sepanjang wilayah perbatasan, dan sudah mengirim ribuan pasukan tempurnya ke Suriah untuk menyokong pemerintahan Presiden Bashar al-Assad melawan kelompok pemberontak Suriah.
Awal bulan ini, gerilyawan Front Nusra meninggalkan wilayah perbatasan Lebanon berdasarkan kesepakatan evakuasi. Ribuan pengungsi juga ikut pergi bersama mereka menuju wilayah Suriah yang dikuasai pemberontak.
Lebanon Timur Laut menjadi salah satu wilayah yang menjadi tempat evakuasi dari perang Suriah ke Lebanon pada 2014, sewaktu pemberontak kelompok ISIS dan Front Nusra secara singkat menyerbu kota Arsal. Nasib 9 tentara Lebanon yang ditawan oleh kelompok ISIS tidak diketahui sampai sekarang ini.
Pemimpin kelompok ISIS di Qalamoun, Suriah sudah meminta untuk berunding, kata Sayyed Hassan Nasrallah pada Kamis 24-8-2017. “Kondisi pertama dari kesepakatan apa pun yang dicapai dengan Daesh akan mengungkap nasib tentara Lebanon,” tutur Sayyed Hassan Nasrallah. Jika Lebanon ingin merundingkan kesepakatan evakuasi dengan kelompok ISIS, Damaskus siap untuk bekerja sama, kata Sayyed Hassan Nasrallah.
“Tapi syaratnya adalah dengan permintaan resmi Lebanon, dan koordinasi umum, bukan di bawah meja,” katanya. Sayyed Hassan Hizbullah dan sekutu-sekutunya menekan Lebanon untuk menormalkan hubungannya dengan Damaskus, menantang kebijakan negara itu agar tidak berpihak dalam kemelut tetangganya.
Peran Hizbullah dalam konflik 6 tahun Suriah sudah mendapatkan sejumlah kritik dari lawan politik di Lebanon, termasuk dari Perdana Menteri Saad al-Hariri. Antara/Reuters, 25-8-2017