Militer.or.id – Spartan Brigade Berlatih Sebelum Diterjunkan ke Afghanistan.
Spartan Brigade dari 25th Infantry Division, US Army, melakukan latihan terjun payung, 29/8/2017, sebelum diterjunkan ke medan perang Afganistan. Mereka mendapatkan lebih banyak
Spartan Brigade adalah konversi dari 3rd Infantry Division brigade, yang bertujuan agar brigade yang ada dapat membawa lebih banyak amunisi dan persenjataan ke medan perang. Mereka mendapatkan lebih banyak kendaraan lapis baja, sebagai tim tempur utama.
Pembentukan Spartan Brigade tidak terlepas dari munculnya tantangan strategis dari Rusia, China, Korea Utara, Iran dan Afghanistan yang mendorong perencanaan dan penganggaran lebih baik di tubuh militer Amerika Serikat.
Spartan Brigade dalam proses mendapatkan 87 tank M1A1 Abrams dengan upgrade konfigurasi situational awareness dan 138 kendaraan tempur Bradley, bersama 18 howitzer 18 M109.
|@USArmy’s only Pacific #paratroopers – @25ID’s #SpartanBrigade – conduct jump qualifications as the unit prepares to deploy to #Afghanistan pic.twitter.com/YrsMnNsgF3
— U.S. Pacific Command (@PacificCommand) August 28, 2017
Setelah kedua platform manuver tempur itu tersedia Spartan Brigade dapat menawarkan lebih banyak kemampuan tempur untuk berperang melawan kombatan di seluruh dunia. Spartan Brigade menyediakan kemampuan rotasi tambahan dan memperluas kapasitas tempur brigade tempur lapis baja untuk Angkatan Darat AS / US Army, rilis Army.mil.
Persiapan Spartan Brigade ini terkait dengan kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang telah menyetujui pengiriman 4.000 tentara tambahan ke Afghanistan, dilaporkan Fox News, 21/8/2017. Saat ini jumlah pasukan Amerika Serikat di Afghanistan 8.400 personil.
Presiden Trump dalam pidatonya di pangkalan militer, Washington, mengatakan tujuan dari penambahan pasukan untuk mencegah Afghanistan tidak menjadi tempat suaka bagi kelompok militan anti-Amerika Serikat, ujar Reuters.
Perang di Afghanistan adalah konflik terlama yang melibatkan Amerika Serikat. Sejak tahun 2001, sewaktu Washington menggalang koalisi NATO menginvasi Afghanistan untuk menggulingkan rezim Taliban, Amerika Serikat telah menghabiskan 700 milyar dolar AS. Konflik ini juga telah menewaskan lebih dari 2.400 tentara Amerika Serikat.