Militer.or.id – Turki Ajak RI Bikin Kapal Selam Type 214 dan UAV.
Jakarta – Pemerintah Turki menawarkan kerja sama pembuatan kapal selam dan pesawat terbang tanpa awak / unmanned aerial vehicle (UAV) dengan Indonesia.
Keinginan Turki ini disampaikan Wakil Menteri Pertahanan Turki, Ismail Demir saat bertemu Direktur Jenderal Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan, Soetrimo, di The 6th Defence Industry Cooperation Meeting, di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Rabu, 6/9/2017.
“Pada pertemuan tadi, Turki menawarkan kerja sama pembuatan kapal selam 214 kemudian juga menawarkan UAV kelas MALE dan control system,” ujar Soetrimo saat ditemui Kompas.com, usai pertemuan.
Kepada Kompas.com Soetrimo mngatakan pemerintah Turki berkomitmen membantu Indonesia sampai menguasai betul pembuatan kapal selam dan sistem kontrolnya. Pemerintah Turki bersedia membantu pembuatan kapal selam hingga industri pertahanan Indonesia mampu memproduksi sendiri.
Kemitraan Strategis Indonesia Turki
Kunjungan Wakil Menteri Pertahanan Turki, Ismail Demir ke Indonesia merupakan tindak lanjut atas kesepakatan pemerintah Indonesia dan Turki, setelah kunjungan Presiden Joko Widodo ke Ankara, bulan Juli 2017 lalu.
Usai melakukan pertemuan dengan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, kedua pemimpin sepakat meningkatkan kerja sama di bidang industri strategis.
Kerjasama yang disepakati antara lain, peluncuran tank kelas menengah Kaplan MT yang merupakan produksi bersama antara Indonesia dan Turki , dikembangkan oleh FNSS Turki dan PT Pindad Indonesia.
Selain itu, ada Memorandum of Understanding (MoU) antara PT Dirgantara Indonesia (PT DI) dengan Turkish Aerospace Industries untuk kerja sama di bidang kedirgantaraan.
“Tadi juga telah kita sepakati untuk menambah kerja sama di bidang pembuatan kapal selam dan truk, dan ini juga akan segera ditindaklanjuti oleh tim dari kedua negara,” ujar Presiden Jokowi, kala itu.
Kerja Sama Kapal Selam
Koran Handelsblatt berbasis di Düsseldorf, Jerman, sempat melaporkan bahwa ThyssenKrupp, perusahaan yang memproduksi kapal selam dengan mitra dari Turki, sedang negosiasi untuk bermitra mengambil bagian dalam proyek kapal selam Indonesia, dikutip oleh Dailysabah.com, 4 Mei 2017.
ThyssenKrupp Marine System (TKMS), anak perusahaan perusahaan baja yang mendirikan kantor regional di Turki, bersama satu perusahaan Turki, yang namanya belum diumumkan secara resmi, berencana mengajukan penawaran untuk proyek kapal selam Indonesia.
Langkah bersama ini dilakukan saat kompetisi dengan pesaing TKMS Prancis, DCNS, dan juga perusahaan China dan Korea Selatan yang juga diharapkan mengajukan proposal untuk proyek tersebut.
Bulan sebelumnya, Galangan Kapal Golcuk Turki di provinsi Kocaeli mengajukan sebuah proposal kepada tentara Indonesia untuk kapal selam tipe 214.
Selama hampir 50 tahun terakhir, angkatan laut Turki telah memesan kapal selam dari galangan kapal Grup Ruhr, yang saat ini beroperasi di bawah TKMS.
Turki diharapkan bisa bekerjasama dengan TKMS untuk memasuki bisnis ekspor dengan bersama-sama ingin menjual kapal selam ke Indonesia, menurut surat kabar Jerman, yang diyakini telah menerima laporan intelejin dari orang dalam industri.
ThyssenKrupp, yang beroperasi di teknologi komponen, teknologi lift, industri baja dan bahan, telah beroperasi di Turki sejak akhir abad 19, sebagai nenek moyang perusahaan Krupp yang aktif di negara ini pada tahun 1868. Apalagi Blohm + Voss, perusahaan yang membangun kapal pesiar Mustafa Kemal Atatürk, Savarona, merupakan perusahaan Grup ThyssenKrupp.
Kerja Sama UAV dan Pesawat
Saat berkunjung ke Turki, pada tanggal 6 Juli 2017, Presiden Jokowi melakukan pertemuan dengan CEO dari tiga perusahaan industri strategis Turki untuk membahas perluasan investasi di Indonesia. Pertemuan “one on one” dengan para CEO dilakukan di Hotel JW Marriot, Ankara.
“Di dalam one on one ada tiga CEO yang melakukan pertemuan dengan Presiden,” ujar Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, dilansir Antara 7 Juli 2017.
Tiga CEO perusahaan itu meliputi CEO Karadeniz Holding, Hitay Energy Holding, dan Turkish Aerospace Industries.
Adapun pertemuan dengan CEO Turkish Aerospace Industries membahas soal perluasan kerja sama dengan PT Dirgantara Indonesia untuk pengembangan pesawat CN generasi terbaru.
“Dan kemudian untuk joint development antara PT DI dengan Turkish Aerospace Industries dalam pengembangan pesawat CN 235, kemudian pengembangan pesawat untuk CN 245, pengembangan pesawat tanpa awak, drone kelas medium altitude long endurance untuk patroli perbatasan,” kata Retno Marsudi, kala itu.
Kini, 6 September 2017, Wakil Menteri Pertahanan Turki, Ismail Demir datang ke Jakarta untuk tindakan lebih jauh kerja sama pembuatan kapal selam Type-214 serta UAV canggih, Medium Altitude Long Endurance (MALE). Dua dari sejumlah teknologi yang sedang dikejar Indonesia untuk kemandirian.