Militer.or.id – Erik Membuat Rancang Bangun Alat Uji Statis Gaya Dorong dan Tekanan Pada Roket.
Erik Romahurmuzi bisa keluar dari kampus Politeknik Angkatan Darat (Poltekad) dengan sangat bangga. Dia lulus dengan nilai cumlaude serta menjadi yang terbaik dari 60 siswa TNI-AD hasil seleksi secara nasional di angkatannya.
Erik, begitu Erik Romahurmuzi akrab disapa, terlihat sigap saat namanya dipanggil dan diminta maju ke depan oleh pembawa acara dalam wisuda siswa Poltekad yang digelar kemarin (14/9). Dia pun mendapatkan tanda piagam lulusan terbaik yang diserahkan oleh Dankodiklat TNI-AD Letjend TNI Agus Kriswanto.
”Semua berkat doa dan dukungan dari orang tua saya, sehingga bisa mendapatkan prestasi seperti saat ini,” kata Erik kepada wartawan koran ini saat ditemui usai prosesi wisuda yang digelar di markas Poltekad, Desa Pendem, Kecamatan Junrejo.
Erik terlihat sangat bangga atas penghargaan yang diterimanya itu. Pria yang didampingi kedua orang tuanya, Marjono dan Siti Fatehah, itu selalu berbagi senyum saat mendapatkan ucapan selamat dari rekan-rekannya.
Erik memang merupakan lulusan terbaik dengan nilai cumlaude. Dia menjadi terbaik di antara 60 siswa TNI-AD lainnya. Nilai yang berhasil diraihnya mencapai 3,72. Selain menjadi lulusan terbaik di Poltekad, Erik juga bakal menyandang gelar sarjana teknik. Lantaran, Poltekad berkerja sama dengan Universitas Merdeka (Unmer) Malang.
Prestasi yang diraih Erik itu berkat keinginan kuatnya untuk belajar. Dia juga menerapkan disiplin yang tinggi dalam belajar. Baginya, prinsip itu tidak jauh beda dengan doktrin yang dia dapatkan dari dunia militer.
Selain disiplin dalam belajar, dia juga selalu menjaga pikirannya tetap prima. Baginya, pikiran yang prima itu berasal dari tubuh yang sehat. Dengan demikian, pola pikir akan mengikuti. ”Istilahnya, dari tubuh yang sehat terdapat juga pikiran yang sehat,” bebernya.
Karena itu, Erik rutin berolahraga. Setelah salat Subuh dia membiasakan diri untuk tidak tidur lagi. Kegiatan paginya diisi dengan lari hingga senam kebugaran.
Erik menjadi siswa di Poltekad setelah dia lolos dalam seleksi yang dilakukan secara nasional. Dia memang tertarik mendaftarkan diri. Sebab, dalam program ini prajurit bakal dimasukkan ke kampus untuk mengikuti kuliah.
Pria kelahiran Ponorogo ini sudah menjadi tentara sejak 2009 lalu. Saat itu dia mendaftar lewat jalur bintara. Dia pun diterima dengan pangkat awal sersan dua (serda).
Kemudian, Erik ditugaskan di Provinsi Ambon. Pada tahun 2014 lalu dia terpilih menjadi siswa di Poltekad. ”Untuk kuliahnya, saya menempuh pendidikan selama 3,5 tahun,” ujar pria kelahiran 28 September 1988 ini.
Erik yang lulus dengan predikat cumlaude itu juga punya karya yang tak kalah hebat. Dia melakukan inovasi di bidang alutsista (alat utama sistem pertahanan). Dia membuat rancang bangun alat uji statis gaya dorong dan tekanan pada roket.
Alat itu bekerja dengan menampilkan data estimasi kecepatan dan jarak capai roket dengan menggunakan sensor. Data itu ditampilkan ke laptop berupa data grafik dan tabel yang dapat dilihat secara real time. ”Di Indonesia masih belum ada. Baru ini,” ungkap dia.
Inovasi di bidang alutsista yang dihasilkan itu memang tidak murah dan juga tidak mudah. Dia menghabiskan dana sekitar Rp 9 juta. Dia menyelesaikan karya itu bersama temannya, Sertu Alfi Hendri. ”Hampir selama satu tahun kami melakukan penelitian,” imbuhnya.
Dia pun berharap alat yang dihasilkannya itu memberikan banyak manfaat bagi pertahanan keamanan. Dia berharap alat itu dapat diuji coba oleh pusat persenjataan TNI-AD. Dengan demikian, nantinya bisa diproduksi untuk memperkuat pertahanan keamanan.
Photo : Erik dan rancang bangun alat uji statis gaya dorong dan tekanan pada roket. (Radar Malang)
Sumber : Radar Malang