Militer.or.id – Iran-Rusia Dukung Keutuhan Irak.
Teheran – Presiden Iran Hassan Rouhani dan Presiden Rusia Vladimir Putin, Senin 25/9/2017 menyatakan dukungan mereka untuk keutuhan wilayah Irak dan pemerintahannya, ujar laporan kantor berita resmi Iran, IRNA.
Pengumuman ini disampaikan setelah percakapan telepon antara Rouhani dan Putin pada Senin.
Keutuhan wilayah semua negara dan kondisi yang tak bisa diubah mengenai perbatasan mereka di wilayah itu sangat penting buat Iran, kata Rouhani, sebagaimana dilaporkan Xinhua. Pernytaan ini merujuk kepada referendum kemerdekaan Kurdistan Irak, Senin, 25/9/2017.
Rouhani mendesak dilakukannya koordinasi dan kerja sama negara regional untuk mewujudkan keutuhan wilayah Irak.
Sementara itu, Putin mengatakan, “Pemerintah Rusia mendukung Pemerintah Sentral Baghdad dan keutuhan wilayah Irak.”
Latihan Perang Turki-Irak
Tentara Irak tiba di Turki pada Senin larut malam (25/9) untuk bergabung dalam pelatihan militer di perbatasan Turki-Irak, ujar Angkatan Bersenjata Turki di dalam satu pernyataan tertulis.
Tentara dari Angkatan Darat Irak direncanakan bergabung dalam tahap ketiga pelatihan yang dijadwalkan dimulai Selasa di Gerbang Perbatasan Harbur di perbatasan Turki-Irak di Kabupaten Silopi, Provinsi Sirnak, kata pernyataan tersebut.
Hampir 25 prajurit dari pasukan khusus Angkatan Darat Irak telah mengunjungi Turki dengan naik pesawat AC 130 dan mereka dibawa ke Kabupaten Silopi ke Angkatan Darat Turki, kata sumber militer Turki kepada Xinhua.
Turki melancarkan pelatihan itu dipandang sebagai pamer kekuatan terhadap Pemerintah Regional Kurdistan Irak, yang menyelenggarakan referendum kemerdekaan pada Senin (25/9/2017) bagi Wilayah Semi-Otonomi Kurdistan Irak.
Angkatan Bersenjata Turki telah melakukan pelatihan militer di sektar perbatasan Turki-Irak sejak 18 September, dengan melibatkan penggunaan tank dan kendaraan berat lapis-baja.
Irak, Turki, Iran dan Amerika Serikat telah menyampaikan penentangan terhadap referendum tersebut, sebab akan mengancam keutuhan wilayah Irak dan makin merusak kestabilan wilayah tersebut. (Antara/Xinhua-OANA).