Militer.or.id – Jet-jet Israel Menyerang Gaza di Tengah Ketidaktenteraman di Yerusalem.
Gaza, Militer.or.id – Sedikitnya 25 warga Palestina, termasuk enam anak-anak, terluka dalam serangan udara Israel di Jalur Gaza yang terkepung, menurut kementerian kesehatan Palestina, dilansir Aljazeera.com, 9/12/2017.
Serangan udara Jumat malam oleh Israel menyusul dugaan peluncuran roket dari dalam Jalur Gaza.
Satu roket dilaporkan dicegat oleh sistem pertahanan rudal Iron Dome di atas kota Sderot, Israel selatan, sementara yang kedua tidak mencapai wilayah Israel.
Roket ketiga, yang diduga dipecat dari Gaza, meledak di Sderot, menurut harian Israel Haaretz. Tidak ada korban yang dilaporkan.
Twit dari Hamas mengatakan serangan pesawat jet Israel menargetkan bagian utara Gaza.
Israeli occupation jet planes target parts of north Gaza.
— Hamas Movement (@HamasInfoEn) December 8, 2017
Media Israel mengatakan bahwa target tersebut adalah instalasi militer Hamas.
Serangan Israel terjadi di tengah demonstrasi hebat di Tepi Barat, Yerusalem Timur dan Gaza akibat pengakuan Presiden AS Donald Trump atas Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Warga Palestina memandang Yerusalem Timur, yang telah diduduki oleh Israel sejak tahun 1967, sebagai ibu kota negara masa depan mereka.
Sedikitnya satu orang Palestina terbunuh oleh tembakan Israel dalam demonstrasi tersebut dan hampir 800 lainnya telah terluka.
In response to the projectiles fired at Israel from Gaza earlier today, IAF aircraft targeted a Hamas training compound & an ammunition warehouse in the Gaza Strip
— IDF (@IDFSpokesperson) December 8, 2017
Seorang pria Palestina berusia 30 tahun tewas akibat tembakan Israel saat melakukan demonstrasi di Gaza pada hari Jumat, ujar kantor berita Palestina WAFA melaporkan, mengutip kementerian kesehatan Palestina.
Gambar yang beredar di Twitter tampaknya menunjukkan beberapa korban pemboman Jumat di Gaza, termasuk seorang bayi dan seorang pria tua.
Al Jazeera tidak dapat memastikan apakah ada kelompok di Gaza yang mengklaim bertanggung jawab atas roket tersebut.
Berbicara kepada Al Jazeera dari Gaza pada hari Rabu, pemimpin Hamas Ismail Haniya menyebut langkah Trump sebagai “agresi yang mencolok”.
“Kami menyerukan penghentian keputusan ini sepenuhnya karena ini akan mengantarkan pada awal masa transformasi yang mengerikan, tidak hanya di tingkat Palestina tapi juga di wilayah secara keseluruhan,” kata Haniya.
“Keputusan ini berarti pengumuman resmi akhir proses perdamaian”, ujar Haniya. (Aljazeera.com).