Militer.or.id – Filipina Akan Protes China Terkait Pulau Buatan.
Manila, Militer.or.id – Pemerintah Filipina akan menyampaikan protes resmi kepada China yang digambarkan sebagai pengingkaran atas janji untuk tidak melakukan kegiatan militer di pulau buatan yang berada di Laut China Selatan, demikian disampaikan Kementerian Pertahanan Filipina pada hari Senin, 8 Januari 2018 di Manila.
AS juga telah mengkritik pembangunan fasilitas militer oleh China di pulau buatan dan khawatir fasilitas tersebut digunakan untuk membatasi kebebasan dalam rute perdagangan di kawasan itu. Sekdephan Filipina Delfin Lorenzana menyampaikan pernyataan tersebut menyusul adanya siaran televisi CCTV yang memperlihatkan kegiatan di Fiery Cross Reef yang tampaknya sudah berubah menjadi Lanud.
“Pemerintah China mengatakan beberapa waktu yang lalu bahwa mereka tidak akan melakukan kegiatan militer di pulau yang direklamasi itu,” kata Delfin Lorenzana kepada wartawan sambil menambahkan bahwa surat protes akan disampaikan melalui Kementerian Luar Negeri.
“Jika itu benar dan kita bisa membuktikan bahwa mereka telah menempatkan tentara dan bahkan sistem persenjataan mereka, maka itu berarti pelanggaran atas apa telah mereka janjikan,” ujar Delfin Lorenzana. Tidak ada komentar langsung dari pejabat China atas pernyataan Kementerian Pertahanan Filipina tersebut.
China dan Filipina telah lama terlibat konflik soal Laut China Selatan, namun hubungan mereka telah membaik sejak Presiden Rodrigo Duterte berkuasa dan telah menjanjikan Beijing untuk menjalankan bisnis dan berinvestasi di Filipina.
Sebelumnya China telah meyakinkan Filipina bahwa pihaknya tidak akan menempati wilayah baru di Laut Cina Selatan, dan berjanji bahwa kawasan tersebut ditetapkan sebagai “status quo”. Laporan tentang kegiatan militer China di pulau hasil reklamasi tersebut sebenarnya bukanlah hal yang baru dan sering disampaikan oleh juru bicara presiden Harry Roque.
“Kami selalu menentang militerisasi kawasan itu. Hal ini tentu saja tidak baik, karena merupakan ancaman lebih lanjut terhadap perdamaian dan keamanan,” katanya. China sebelumnya juga sering membantah tuduhan AS bahwa pihaknya melakukan kegiatan militer Laut China Selatan, yang juga diklaim oleh Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan dan Vietnam.
Kawasan terumbu karang yang telah direklamasi tersebut memiliki rumah sakit dengan lebih dari 50 dokter, koneksi komunikasi berkecepatan tinggi dan bandara dengan landasan pacu sepanjang 3160 meter untuk melayani apa yang oleh Beijing disebut sebagai “stasiun cuaca” yang dilengkapi dengan radar.
Menurut laporan media pemerintah China, dalam 27 tahun terakhir, angkatan laut China telah mengirim lebih dari 1.000 orang tentara untuk menjaga kawasan terumbu karang tersebut. (Antara/Reuters)