Militer.or.id – Mampukah Filipina Wujudkan Kapal Selam Impiannya?.
Militer.or.id – Akhir Februari lalu, Kepala Staf Angkatan Laut Filipina yang baru menjadi berita utama ketika dia mengatakan bahwa “negara tersebut harus mengejar kapal selam sebagai bagian dari modernisasi militernya” tak hanya untuk menambah kemampuan, tetapi juga untuk mendapatkan rasa hormat dari aktor regional lainnya.
Meskipun komentar itu merupakan subyek dari banyak liputan media lokal disana, tapi kenyataannya hanya sebagai penyajian ulang mengenai kemampuan yang ingin dikejar Filipina meskipun ada banyak rintangan yang dihadapi untuk melakukannya.
Gagasan tentang Filipina akan mengembangkan kemampuan kapal selam ini bukanlah hal yang baru dan telah dimulai setidaknya sejak tahun 1990-an. Sejak itu, pemerintah Filipina telah mempelajari masalah ini serta mengambil beberapa langkah awal menuju tujuan jangka panjang tersebut, termasuk mendirikan kantor kapal selam pada tahun 2013.
Dan selama beberapa tahun terakhir, karena semakin banyak negara di kawasan telah berusaha untuk memperoleh kapal selam, termasuk memperluas atau meningkatkan kemampuan yang telah ada, dan bukan hanya China tetapi juga negara tetangga Asia Tenggara seperti Vietnam, Singapura, Indonesia, Malaysia dan Thailand.
Tetapi pada kenyataannya, Filipina masih merupakan salah satu wilayah dengan militer terlemah dan investasi signifikan sangat dibutuhkan dalam hal kemampuan yang lebih mendasar, termasuk menghadapi semua halangan internal dan eksternal, kemampuan kapal selam akan menjadi investasi yang mahal meliputi fasilitas pendukung, teknologi, dan sumber daya manusia.
Tapi sebagai bagian dari upaya modernisasi militer jangka panjang, kemampuan kapal selam ini sangat berguna untuk membantu mengatasi beberapa tantangan, termasuk mempertahankan posisi Filipina di Laut China Selatan, atau apa yang tersisa dari itu.
Dalam konteks program modernisasi militer Filipina yang sedang berlangsung, yang terbagi menjadi tiga cakrawala dan fase sampai tahun 2028, kemampuan kapal selam diharapkan terjadi baik di cakrawala kedua (2018-2022) atau cakrawala ketiga (2023- 2028).
Kementerian Pertahanan Filipina telah mengindikasikan bahwa semua mungkin terjadi dibawah Duterte, walaupun beberapa spesifikasi tambahan telah disediakan, termasuk jumlah potensi kapal selam dan juga dari mana mereka berasal, apakah kapal selam baru atau bekas.
Jadi memang sedikit mengherankan bila kita melihat lagi pengulangan atas permintaan jenderal untuk mewujudkan kapal selam impian Filipina.
Sebagai tanggapan atas pertanyaan yang diajukan pada persidangan di Senat Filipina, Kepala Staf Angkatan Laut Filipina, Laksamana Muda Robert Empedrad, yang baru saja dilantik dibulan Desember 2017, mengatakan bahwa perang kapal selam adalah “masa depan pertempuran maritim” dan bahwa akuisisi kapal selam sangatlah berguna dalam konteks modernisasi militer Filipina, baik dari sisi kemampuan yang akan ditambahkan maupun penghormatan yang akan diperoleh Angkatan Laut Filipina dari angkatan laut lainnya.
Komentar Kepala Staf Angkatan Laut Filipina tentang kapal selam menegaskan kembali bahwa terlepas dari fakta bahwa kapal selam adalah kemampuan mahal bagi negara-negara yang kekurangan anggaran untuk dikembangkan dan dipertahankan, mereka tetap dianggap sebagai senjata integral di gudang persenjataan nasional dan itu juga simbol prestise yang berakar demi “menjaga mentalitas pejuang yang telah terlihat di negara-negara Asia lainnya”.
Memang seperti yang diungkapkan Empedrad dalam sambutannya, masih ada banyak kekhawatiran tentang modernisasi Angkatan Laut Filipina. Memang, pengangkatannya sebagai Kepala Staf Angkatan Laut Filipina adalah hasil dari sejumlah masalah tersebut, dimana pendahulunya, Laksamana Madya Ronald Joseph Mercado, dicopot pada bulan Desember akibat dari masalah-masalah yang berkaitan dengan program fregat masa depan yang menjadi subyek penyelidikan domestik yang sedang berlangsung.
Tulisan lengkap dari artikel diatas dapat dilihat pada situs The Diplomat.