Militer.or.id – Sengkarut Pembangunan Jet Tempur Jepang.
Tokyo, Militer.or.id – Pemerintah Jepang kemungkinan akan membatalkan rencana pembangunan pesawat tempur domestik pengganti jet tempur F-2 Angkatan Udara karena diperkirakan berbiaya besar, kata sumber pemerintah Sabtu, dirilis the-japan-news.com (The Yomiuri Shimbun), 11-3-2018.
Pemerintah diharapkan untuk mempertimbangkan pembangunan pesawat bersama pihak internasional (international joint development) sebagai tindakan utama, kata sumber tersebut.
Pesawat tempur F-2 dikembangkan bersama oleh Jepang dan Amerika Serikat dengan biaya ¥ 327,4 miliar. Pembangunannya dimulai pada tahun 1988.
Sejak pertama F-2 dikerahkan pada tahun 2000, sekitar 90 jet beroperasi sekarang.
Dengan armada pesawat tempur F-2 yang akan pensiun sekitar 2030, pemerintah sedang mempertimbangkan pesawat penerus.
Mengamati perkembangan domestik sesuai dengan permintaan dari industri pertahanan, Kementerian Pertahanan telah menghabiskan ¥ 138 miliar untuk biaya penelitian sejak 2009, termasuk untuk memproduksi jet stealth eksperimental X-2.
Tapi karena biaya yang besar untuk pembangunan pesawat domestik tersebut, banyak pihak di kementerian sekarang percaya bahwa rencana semacam itu “tidak realistis,” kata seorang pejabat.
Kementerian tersebut telah menghubungi perusahaan A.S. dan Inggris untuk mendapatkan informasi, yang berencana untuk menilai potensi peningkatan terhadap pesawat tempur yang ada.
Kementerian tersebut memiliki tiga pilihan untuk suksesor jet yang ada, yaknijoint development dengan negara lain, upgrade pesawat yang ada atau membeli pesawat tempur A.S.
Pemerintah berharap untuk memilih satu dari tiga pilihan di tahun ini, dalam persiapan untuk rencana peninjauan kembali pada akhir 2018 dari pedoman program pertahanan nasional, kata sumber tersebut.
Pembangunan bersama internasional diyakini bisa menjadi pilihan yang bisa diterapkan. Ini akan memungkinkan pemerintah untuk memotong pengeluaran dibandingkan dengan pembangunan secara domestik penuh dengan berbagi biaya dengan negara-negara mitra.
Namun dalam pengembangan bersama pesawat tempur F-2 dengan Amerika Serikat, Jepang harus mengembangkan perangkat lunak dasar melalui diri sendiri karena keengganan A.S. untuk menyediakan programnya.
“Ada kalanya kita harus berkompromi dalam mengembangkan [jet tempur] dengan negara-negara yang memiliki kemampuan teknis tinggi,” kata seorang sumber pemerintah.
Sementara itu, seorang pejabat kementerian mengatakan akan lebih baik membeli jet militer A.S. terbaru, dengan mempertimbangkan kekuatan teknis negara tersebut.