Dalam soal ideologi, mungkin Anda anti-Israel, tetapi dalam hal kemampuan teknologi, sulit untuk memungkiri bahwa mereka memang memiliki kemampuan lebih, termasuk dalam hal teknologi militer.
Salah satu yang diakui dunia adalah kemampuan Israel untuk mengoprek jet tempur mereka yang bahkan pembuat pesawatnya sendiri tidak menduga hal itu bisa dilakukan.
Angkatan Udara Israel memiliki sebuah unit yang disebut sebagai Depot 22 yang bertugas menggarap jet tempur mereka. Saat Boeing, Lockheed Martin atau penyedia badan pesawat udara Amerika lainnya mengatakan ada sesuatu yang tidak dapat dilakukan, maka Depot 22 membuktikan sebaliknya.
Contoh jelas bisa dilihat dalam kasus sebuah F-15B (di Israel disebut sebagai Arrowhead) yang mengalami kecelakaan pada tahun 2011 ketika sekawanan burung pelikan tertelan salah satu mesinnya yang memicu api besar. Pilot dan navigator mampu mendaratkan pesawat tetapi seluruh bagian belakang pesawat dibakar dan tidak mungkin dapat diperbaiki lagi.
Boeing sebagai pembuat pesawat dan Angkatan Udara Israel, telah memutuskan pesawat mengalami kerusakan total alias tidak mungkin digunakan lagi. Tetapi Israel tak percaya hal itu.
Selama lebih dari tiga tahun, perwira Angkatan Udara Amerika memperdebatkan apa yang harus dilakukan dengan pesawat dua kursi yang telah berusia 35 tahun itu. Karena bagian depan tidak mengalami kerusakan, sayang jika tidak digunakan.
Para ahli di Depot 22 mengusulkan sebuah rencana untuk menggabungkan bagian depan Arrowhead dengan bagian belakang F-15 kursi tunggal yang sudah tua dan telah diparkir di gurun selama 20 tahun terakhir.
“Ketika kami memulai proyek ini, kami meminta Boeing apakah hal itu bisa dilakukan, dan kami tidak mendapat jawaban,” kata Kolonel Maxim Orgad, Komandan Divisi Teknik Depot 22, kepada Defense News beberapa waktu silam.
Beberapa minggu menunggu jawaban Boeing tidak datang juga hingga Israel menghubungi lagi produsen pesawat Amerika tersebut. “Mereka bilang tidak pernah menjawab pertanyaan kami karena mereka pikir kami bercanda. ” Dan faktanya, program itu berhasil. Dua pesawat itu digabung menjadi Arrowhead hybrid dan akhirnya bisa terbang lagi hingga sekarang.
Ini hanya satu contoh bagaimana Israel menggunakan segala daya untuk mempertahankan aset mereka. Letnan Kolonel Haim Mirngoff, komandan cabang rekayasa pesawat terbang di Depot 22, mengatakan selama 16 tahun bersama unit tersebut, dia membawa “tujuh atau delapan” jet tempur garis depan hidup kembali dari kecelakaan parah, termasuk tiga yang telah dinyatakan rusak total oleh produsen pesawat.
Dalam kasus spesifik Arrowhead hybrid Mirngoff mengatakan bahwa F-15 dua kursi memberikan kemampuan unik yang sulit untuk digantikan. “Terutama saat Anda berurusan dengan dua kru, sangat sayang untuk membuangnya,” katanya.
Orgad memperkirakan keseluruhan biaya proyek ini kurang dari US$ 1 juta, termasuk tenaga kerja dan suku cadang. “Hari ini, untuk membeli pesawat terbang seperti ini akan menelan biaya lebih dari US$ 40 juta,” katanya.
Perwira tersebut menceritakan sebuah kasus lain sekitar setahun sebelum perang Gaza pada musim panas 2014 yang melibatkan adanya celah sekat di Lockheed Martin F-16.
“Lockheed mengeluarkan peringatan keselamatan tentang celah itu, dan mengatakan bahwa untuk memeriksa apakah ada celah, sebaiknya kita menghapus semua bahan bakar terlebih dahulu. Itu akan memakan waktu sekitar satu bulan per pesawat. Dan jika kita harus memeriksa semua pesawat terbang, itu akan memakan waktu bertahun-tahun. ”
Alih-alih mematuhi rute diagnostik yang ditentukan oleh Lockheed, Orgad mengatakan timnya mengembangkan perangkat pengujian ultrasonik, yang digunakan untuk memetakan keseluruhan armada layanan dalam waktu kurang dari tiga minggu.
“Kami mengembangkan solusi hingga tidak perlu membongkar semuanya. Kami bisa mengecek empat sampai lima pesawat per hari. Dan begitu semua pesawat dipetakan, kita bisa memprioritaskan mana yang harus ditangani terlebih dahulu, sementara membiarkan yang lain terbang. ”
Tapi itu bukan akhir dari cerita. Menurut Orgad, Lockheed Martin meresepkan bahwa bulkheads harus dilepas dan diganti jika retakan ditemukan melampaui 8 milimeter. Dalam kasus tersebut, dibutuhkan minimal 18 bulan per pesawat untuk mengganti bulkhead.
“Kami menemukan beberapa celah seperti itu, tapi kami tidak membongkar dan mengganti. Sebagai gantinya, cabang teknik di bawah Haim [Mirngoff] mengembangkan sebuah perbaikan. Pada awalnya, pabrikan mengatakan kepada kami bahwa itu tidak dapat diperbaiki. Tapi perbaikan Haim tidak hanya bekerja, tapi bisa diimplementasikan di basis. Tidak perlu membawa pesawat terbang ke level depot. ”
NEXT: PESAWAT TUA BUKAN MASALAH
Kami sangat menghargai pendapat anda. Bagaimanakah pendapat anda mengenai masalah ini? Tuliskanlah komentar anda di form komentar di bagian bawah halaman ini.